Senin, 16 November 2015

Nothing Like Us

Nothing Like Us

Lately I've been thinkin',

Thinkin' bout what we had,


I know it was hard,
 

It was all that we knew,
 

Have you been drinkin'
 

To take all the pain away?
 

I wish that I could give you what you deserve...
 

'Cause nothing can ever,
 

Ever replace you.
 

Nothing can make me feel like you do,
You know there's no one
 

I can relate to.
 

And know we won't find a love that's so true...
 

There's nothing like us,
 

There's nothing like you and me,
 

Together through the storm.
 

There's nothing like us,
 

There's nothing like you and me,
 

Together, oh
 

I gave you everything, baby,
 

Everything I had to give.
 

Girl, why would you push me away, ?
 

Lost in confusion,
 

Like an illusion,
 

You know I'm used to making your day...
 

But that is the past now,
 

We didn't last now,
 

I guess that this is meant to be, ...
 

Tell me, was it worth it?
 

We were so perfect.
 

But, baby, I just want you to see...
Aku tanpa kamu. Seperti ikan yang kehilangan air. Seperti bumi yang kehilangan sinar matahari. Seperti manusia yang kehilangan oksigen
Kamu tanpa aku. Sunyi seperti kota yang sudah lama tidak ditinggali. Rapuh seperti kayu yang sudah lapuk. Menyedihkan  !!!

Aku tidak tau lagi bagaimana caranya menceritakan tentang aku dengan semua yg kau tinggalkan

Waktu sudah berlalu namun bayanganmu tak pernah berlalu dari mataku

Terkadang aku merasa kamu bersamaku, tapi terkadang aku merasa kau pergi

Maaf pernah membuatmu lelah
 

Maaf pernah memaksamu bertahan
 

Maaf jika aku merasakan sakit saat alasan bahagiamu bukan aku

Karena sungguh aku tak apa jika kamu benar benar memilih pergi untuk kebahagiaanmu

Dan untuk dia yg menjadi alasan kamu bahagia. Aku pergi untuk kebahagiaannya
 

Tolong jangan membuat aku menyesal sudah meninggalkannya


Baca selengkapnya

Sabtu, 14 November 2015

Tupoksi MPK

MAJELIS PERWAKILAN KELAS

Keluarga Besar MPK MAN 14 Jakarta Lintas Generasi


Kita tetap berdiri tegak walau badai menerpa.. Kita tetap fokus dengan tujuan walau cacian menerkam.. Kita tetap tersenyum walau hinaan datang menggila.. Karena kita dididik untuk berproses agar lebih baik bukan hanya mengandalkan eksistensi belaka. Kita kuat karena  kita Keluarga Besar MPK MAN 14 Jakarta

A. Pengertian MPK
MPK adalah suatu organisasi di sekolah yang bertugas mengawasi kinerja OSIS dalam menjalankan tugas-tugasnya selama masa jabatannya berlangsung. Jabatan MPK lebih tinggi daripada OSIS karena MPK-lah satu-satunya organisasi di sekolah yang dapat memantau, mengawasi dan membantu tugas-tugas dari OSIS.
MPK adalah kepanjangan dari Majelis Perwakilan Kelas. MPK jabatannya lebih tinggi dari OSIS. Karena yang menentukan kandidat ketua OSIS adalah MPK. Untuk itu banyak sekali tugas-tugas penting yang diemban MPK. Mulai dari pemilihan sampai laporan akhir OSIS, MPK sering ikut di dalamnya. MPK bertanggungjawab atas OSIS. JIka ada OSIS yang ada masalah mengenai organisasi maka MPK wajib membantu. Jika ada OSIS yang tidak konsisten dengan pekerjaannya, maka MPK wajib dan berhak untuk mengeluarkannya dari organisasi (OSIS). MPK senantiasa memantau anak buahnya dalam menjalankan kegiatan dan tugasnya. MPK berhak menegur OSIS dan juga harus bertanggungjawab atas kegiatan OSIS.
 
B. Cara Kerja MPK
MPK mempunyai PK atau Perwakilan Kelas pada setiap kelas. MPK dapat menampung ide-ide dari PK yang merupakan masukan-masukan dari warga kelas tersebut. Setelah itu MPK menyerahkan ide-ide tersebut kepada OSIS untuk kemudian diseleksi kembali untuk dapat dijadikan program kerja OSIS.
Sebelum OSIS menyerahkan ataupun melaporkan program kerjanya kepada Pembina, OSIS harus merapatkannya dalam Rapat Pleno terlebih dahulu dengan MPK dan PK dengan Pembina OSIS sebagai Penengah. Rapat Pleno diadakan tida kali satu tahun, yaitu:
1. Rapat Pleno I, laporan program kerja yang akan dilaksanakan dalam 1 tahun ke depan.
2. Rapat Pleno II, laporan kinerja OSIS selama 1 semester.
3. Rapat Pleno III, laporan pertanggung jawaban OSIS dalam kerjanya selama 1 tahun.
Setiap akan menjalankan atau melaksanakan programnya, OSIS harus mengadakan rapat terlebih dahulu dengan MPK.
 
C. Tugas-tugas MPK
Tugas utama dari MPK adalah memantau, mengawasi dan mengevaluasi kinerja OSIS selama masa jabatannya. Selain itu

Berikut adalah tugas-tugas MPK secara keseluruhan:
1. Mengawasi, memantau dan membantu kinerja OSIS dalam melaksanakan program-programnya.
2. Mengevaluasi kinerja OSIS.
3. Mengadakan dan menyiapkan rapat Pleno.
4. Menyiapkan orasi pemilihan ketua MPK.
5. Menyiapkan orasi pemilihan ketua OSIS.
6. Menyeleksi calon anggota OSIS dan MPK untuk masa jabatan berikutnya.
7. Mengadakan PKO-PKM untuk calon ketua OSIS dan MPK.
8. Memilih calon ketua OSIS dan MPK yang akan melaksanakan orasi.
9. Tugas tambahan lainnya baik yang terprogram maupun yang incidental. Contoh: membersihkan lingkungan sekolah atas inisiatif MPK sendiri.

MAKNA “MPK yang bertanggung jawab”:
MPK selaku “kakak” dari OSIS sudah seyogianya membimbing dan menasehati OSIS, bukan menjadi saingan dalam merebut perhatian kepada sekolah. Peran MPK sesungguhnya cukup mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang dilakukan OSIS, agar seluruh sepak-terjang OSIS merupakan tindakan konstruktif yang tidak hanya buang-buang dana.
MPK pun sebernarnya juga mempunyai kewajiban untuk selalu dan selalu menemani tiap langkah yang selalu diayunkan oleh OSIS, walaupun hanya sekedar memperhatikannya dengan mata. Agar terjadi kesepahaman antara OSIS dan MPK agar nantinya mudah dalam hal pertanggungjawaban amanah kepada Pembina lalu ke Wakasek kesiswaan kemudian ke Kepsek.

Kesimpulan:
Satu hal yang pasti dari badan organisasi ini ialah sifatnya yang berupa perwakilan resmi dari masing masing kelas dan berfungsi untuk mengawasi kinerja para pengurus OSIS. MPK ini pula yang biasanya menetapkan daftar calon pengurus OSIS utnuk kemudian dipilih menjadi Ketua.
Anggota MPK terdiri dari 2 (dua) orang perwakilan tiap kelas. Sebelum menjadi anggota MPK, terlebih dahulu dilakukan musyawarah dikelas masing-masing.

Adapun syarat-syarat anggota MPK adalah sebagai berikut:
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Terdaftar sebagai siswa di sekolah bersangkutan.
3. Mampu menampung dan menyalurkan aspirasi kelas.
4. Dipilih berdasarkan musywarah dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak lain.
5. Berpasrtisipasi dan dinamis di kelasnya.
6. Memiliki jiwa pemimpin.
7. Dapat bersikap netral, tidak mementingkan kepentingan kelompoknya.
8. Berkelakuan baik.

Adapun mengenai hak dan kewajiban MPK adalah sebagai berikut:

1. MPK mempunyai hak:
a. Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat di kelasnya.
b. Bersama pengurus OSIS menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
c. Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS.
d. Member kritik dan saran terhadap kinerja pengurus OSIS.
e. Meminta Laporan Pertanggungjawaban dari Pengurus OSIS.

2. MPK mempunyai kewajiban:
a. Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan.
b. Bersama pengrus OSIS membuat dan menetapkan Garis Besar Program Kerja (GBPK) OSIS yang disahkan oleh Pembina OSIS dan Kepala Sekolah.
c. Menampung dan menyalurkan aspirasi siswa kepa pihak sekolah.
d. Melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kinerja pengurus OSIS selama 1 tahun.
Baca selengkapnya

Rabu, 11 November 2015

Laporan Observasi Psikologi Pendidikan : Proses Pembelajaran Pada Siswa

Laporan Observasi Psikologi Pendidikan : Proses Pembelajaran Pada Siswa



Laporan Hasil Penelitian
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Psikologi Pendidikan
DI MAN (MADRASAH ALIYAH NEGERI) 14 JAKARTA
Pekayon - Jakarta Timur

Dosen Pengampu : Desmaliza, S.Ag, M.Si, M.Ed















Disusun Oleh:
Miftah Habibie                        1113011000092



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur  kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan menganugerahkan nikmat sehat kepada penulis, sehingga laporan hasil wawancara yang sederhana ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW beserta para sahabat-Nya, keluarga-Nya dan semua penganut ajaran-Nya hingga akhir zaman.
            Penyusunan laporan hasil wawancara ini membahas mengenai permasalahan belajar pada siswa disertai bagaimana penyelesaiannya dan laporan ini bertujuan untuk memenuhi kewajiban mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desmaliza, S.Ag,  M.Si, M.Ed selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan. Terima kasih pula kepada MAN 14 Jakarta Timur yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian serta tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada teman–teman yang telah berperan penting dalam penyelesaian laporan ini.
            Oleh karena itu, penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis dan khususnya bagi para pembaca.
Wassalamua’alaikum  Wr. Wb.



Ciputat, Juni 2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.[1] Dalam pengertian yang luas, pendidikan diartikan sebagai  sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. (Muhibbin Syah, 2003: 10) [2]
Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Karena kemampuan berubahlah, manusia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah di bumi. Selain itu, dengan kemampuan berubah melalui belajar itu, manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya.[3]
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat memcolok antara siswa dengan siswa lainnya.[4]
Hal ini timbul sebuah masalah atau kesulitan belajar yang dapat dialami oleh setiap siswa dan menjadi tanggung jawab pendidik dikarenakan kinerja akademiknya terhambat oleh beberapa faktor. Pentingnya penyelenggaraan pendidikan agar terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang menghambat dalam proses dan hasil belajarnya.
Oleh karena itu, hal tersebut dapat diatasi dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat menghambat proses dan hasil belajar siswa serta bagaimana cara atau strategi yang tepat dalam mengoptimalkan hasil belajar, sehingga dapat mengurangi masalah atau kesulitan pada siswa itu sendiri.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian belajar?
2.      Apa yang dimaksud dengan prestasi belajar?
3.      Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa?
4.      Bagaimana cara mengoptimalkan hasil belajar pada siswa?
C.      Tujuan Penelitian
1.      Untuk memenuhi syarat penilaian mata kuliah Psikologi Pendidikan
2.      Untuk mengetahui proses belajar siswa selama di kelas
3.      Untuk mengetahui dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa dalam belajar
4.      Untuk mengetahui strategi siswa dalam belajar



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.      Belajar
Banyak orang yang beranggapan, bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada lagi yang secara lebih khusus mengartikan belajar adalah menyerap penyerahan.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.[5] Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru.
Menurut beberapa para ahli mengemukakan definisi belajar sebagai berikut:
a.       “Learning may be defined as the process by which behavior oroginates or is altered through training or experience.” (Whittaker, 1970: 15)[6]
b.      “Learning is shown by change in behavior as a result of experience.” (Cronbach, 1954: 47)[7]
c.       “Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training.” (Kingsley, 1957: 12)[8]
d.      Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.[9]
e.       Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.[10]
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia dan melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga dapat mengarah kearah tingkah laku yang lebih baik.

B.       Prestasi Belajar
Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. (Abdullah, 2008)[11]
Prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarkan atas pengukuran tertentu. (Ilyas, 2008).[12]
Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang berdimensi karsa. (Syah M, 2006)[13]
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil belajar dan perubahan tingkah laku yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti program pembelajaran yang kemudian diukur melalui nilai atau pernyataan.
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa perlu diadakan suatu evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah proses belajar dan pembelajaran itu berlangsung secara efektif. Efektifitas proses belajar tersebut akan tampak pada kemampuan siswa menguasai materi pelajaran.

C.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:[14]
1.      Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
2.      Faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3.      Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Berikut ini diuraikan secara garis besar mengenai ketiga macam faktor tersebut.
1.      Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan 2) aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
a.    Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendi, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.[15]
Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan.
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.
b.    Aspek Psikologis
Kemampuan belajar siswa sangat menetukan keberhasilannya dalam proses belajar. Di dalam proses belajar tersebut, banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain: 1) motivasi; 2) sikap; 3) minat; 4) kebiasaan belajar; 5) konsep diri dan 6) inteligensi siswa
1)   Motivasi
Motivasi adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi di sekitarnya.[16]
Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.[17]
Adapun Greenbeg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.[18]
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kondisi seseorang yang didalam dirinya terdapat keinginan disertai dorongan-dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) motivasi intrinsik; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi instrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut.[19]
Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Kekurangan dan ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses belajar materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.[20]
Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru.

2)   Sikap
Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat.[21] Sementara itu Allport seperti dikutip oleh Gable mengemukakan bahwa sikap adalah sesuatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu.[22]
Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan atau kecenderungan seseorang untuk bertindak dengan objek tertentu.
Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan setiap definisi itu berbeda satu sama lain. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.[23]
Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negatif, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran yang menjadi haknya. Seorang guru sangat dianjurkan untuk senantiasa menghargai dan mencintai profesinya.
3)   Minat
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.[24]
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.[25] Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Guru dalam kaitan ini seyogjanya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya.

4)   Kebiasaan Belajar
Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bahwa hasil belajar mempunyai korelasi positif dengan kebiasaan belajar atau study habit. Witherington dalam Andi Mappiare (1983) mengartikan kebiasaan (habit) sebagai: “An acquired way of acting which is persistent, uniform, and fairly automatic.”[26]
Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis.
Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.[27]
Kebiasaan belajar dibagi ke dalam dua bagian, yaitu Delay Avoidan (DA) dan Work Methods (WM). Delay Avoidan menunjuk pada ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam belajar. Adapun Work Methods menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif dan efisiensi dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar.[28]
5)   Konsep Diri
Menurut Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si., konsep diri adalah pengetahuan tentang diri sendiri yang mencakup konsep diri jasmaniah, diri sosial, dan diri spiritual.[29]
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain.[30]

Di sini konsep diri yang dimaksud adalah bayangan seseorang tentang keadaan dirinya sendiri pada saat ini dan bukanlah bayangan ideal dari dirinya sendiri sebagaimana yang diharapkan atau yang disukai oleh individu bersangkutan.
Konsep diri terbentuk karena empat faktor, yaitu:[31]
a.       Kemampuan (competence);
b.      Perasaan mempunyai arti bagi orang lain (significance to others);
c.       Kebajikan (virtues);
d.      Kekuatan (power).
6)   Inteligensi Siswa
Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1988). Jadi, inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.[32]
Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.[33]
Setiap calon guru profesional sepantasnya menyadari bahwa keluarbiasaan inteligensi siswa, baik yang positif seperti superior maupun yang negatif seperti borderline, lazimnya menimbulkan kesulitan belajar siswa yang bersangkutan.

2.      Faktor Eksternal
Seperti faktor internal, faktor eksternal juga terdiri atas dua macam, yaitu: 1) faktor lingkungan sosial dan 2) faktor lingkungan non-sosial.
a.    Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial meliputi: 1) sekolah; 2) masyarakat dan 3) keluarga. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut.
1.        Sekolah
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.[34]
Terutama dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula.[35] Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.
2.        Masyarakat
Yang termasuk lingkungan sosial adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Faktor motivasi memegang peranan pula disini, motivasi sosial dapat pula timbul dari lingkungan sosial.
Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan mengalami kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.[36]
3.        Keluarga
Lingkungan sosial yang lebih banyak memperngaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya memberikan dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.[37]
b.    Lingkungan Non-sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.[38]
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.[39]
Suasana lingkungan juga menyangkut banyak hal, antara lain: cuaca (suhu udara, mendung, hujan, kelembaban), waktu (pagi, siang, sore, petang, malam), kondisi tempat (kebersihan, letak sekolah, pengaturan fisik kelas, ketenangan, kegaduhan), penerangan (berlampu, bersinar matahari, helap, remang-remang), dan sebagainya. Faktor-faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya, sebab individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya.[40]
Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang selama ini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa tak perlu dihiraukan. Sebab, bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan kesiapan sistem memori siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa tersebut.

3.      Faktor Pendekatan Belajar
Dapat dipahami keefektifan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar terntentu. (Lawson, 1991)[41]
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Ragam pendekatan belajar antara lain: 1) pendekatan Hukum Jost; 2) pendekatan Ballard & Clanchy; dan 3) pendekatan Biggs.[42]
a.       Pendekatan Hukum Jost
Menurut Reber (1988), salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost (Jost’s Law) adalah siswa yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang ia sedang tekuni.[43]
b.      Pendekatan Ballard & Clanchy
Menurut Ballard & Clachy (1990), pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge). Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu: 1) sikap melestarikan materi yang sudah ada (conservering) dan 2) sikap memperluas materi (extending).[44]
Siswa yang bersikap conserving, pada umumnya menggunakan pendekatan belajar “reproduktif" (bersifat menghasilkan kembali fakta dan informasi). Sedangkan siswa yang bersikap extending, biasanya menggunakan pendekatan belajar “analitis” (berdasarkan penilaian dan interpretasi fakta dan informasi). Bahkan  di antara mereka yang bersikap extending cukup banyak yang menggunakan pendekatan belajar yang lebih ideal yaitu pendekatan “spekulatif” (berdasarkan pemikiran mendalan), yang bukan saja bertujuan menyerap pengetahuan melainkan juga mengembangkannya.[45]
c.       Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar siswa dapat dikelompokkan ke dalam tiga prototipe (bentuk dasar), yakni:[46]
1.      Pendekatan surface (permukaan atau bersifat lahiriah)
2.      Pendekatan deep (mendalam)
3.      Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)
Untuk melengkapi penjelasan mengenai prototipe-prototipe pendekatan belajar yang dikembangkan Biggs itu, berikut ini penyusun sajikan sebuah tabel perbandingan.

Tabel 1
Perbandingan Prototipe Pendekatan Belajar Biggs[47]

Pendekatan Belajar
Motif dan Ciri
Strategi
1.      Surface approach (pendekatan permukaan)


2.      Deep approach (pendekatan mendalam)


3.      Achieving (pendekatan mencapai prestasi tinggi)
Ekstrinsik dengan ciri menghindari kegagalan tapi tidak belajar

Intrinsik dengan ciri berusaha memuaskan keingintahuan terhadap isi materi

Ego-enchancement dengan ciri bersaing untuk meraih nilai prestasi tertinggi
Memusatkan pada rincian-rincian materi dan mereproduksi secara persis

Memaksimalkan pemahaman dengan berpikir, banyak membaca dan diskusi

Mengoptimalkan pengaturan waktu dan usaha (study skills)



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik yang berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh. Maka dari tu kita akan membadingkan antara anak yang bermasalah dan anak yang berprestasi. Kami akan mencoba menganalisis bagaimana sikap baik/buruk pada anak dapat terbentuk.
v  Penelitian terhadap anak yang kurang berprestasi
  1. Subjek Penelitian
a)      Biodata Siswa
Berikut ini adalah biodata salah satu siswa yang dikelasnya memiliki masalah dalam belajar disekolah.
Nama                                                   : Aulia Riswandi
Kelas/Jurusan                                      : XI IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Sekolah                                                : MAN 14 Jakarta Timur
Tempat Tanggal Lahir                         : Jakarta, 22 Januari 1996
Alamat Rumah                                    : Jln. Lewa II RT. 09 RW 12
Nama Orangtua
Ayah                                       : Rohim
Ibu                                           : Dahlia
Pendidikan Terakhir Orangtua
Ayah                                       : SMA
Ibu                                           : SMP
Pekerjaan
Ayah                                       : Wiraswasta
Ibu                                           : Ibu Rumah Tangga
Agama                                                 : Islam
Status                                                  : Anak ke 1 dari 3 bersaudara

b)     Masalah Siswa
1.      Jarang mengerjakan tugas
2.      Sering bolos sekolah
3.      Sering membuat rusuh dikelas (provokator)


  1. Desain dan Prosedur Penelitian
Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah observasi dan wawancara.
1.      Observasi
Teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan langsung ke objek penlitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Dalam metode observasi ini, penulis melakukan pengamatan dan mencatat hal-hal penting yang dijadikan bahan observasi. Tentunya dengan situasi dan kondisi yang sesuai fakta tanpa adanya memanipulasi.
                                                      
Keterangan
* 1. Mempersiapkan Surat Izin
   2. Menyiapkan Biodata Siswa

** 1. Meminta Izin Instansi Terkait
     2. Observasi Siswa dalam Kelas
     3. Wawancara Guru, Teman, dan Subjek
     4. Analisis Data

2.      Waktu dan Tempat
Observasi ini dilakukan pada hari selasa dan rabu yang bertepatan dengan tanggal 6 dan 7 mei 2014 dan dalam penelitian observasi ini dilakukan di sekolahnya yaitu di MAN 14 Jakarta Timur.

         C.    Laporan Observasi
Sikap subjek yang sedang belajar di dalam kelas sesuai dengan penelitian langsung mengikuti proses belajar tersebut.

Selasa, 06 Mei 2014 pukul 10.00 – 15.00 WIB
            Pada observasi yang pertama ini saya mendapatlkan kesempatan langsung untuk melihat proses belajar mengajar di dalam kelasnya. Dengan hal ini maka akan memperkuat data yang saya butuhkan. Hari ini saya melihatnya duduk di bangku belakang yang mana rawan sekali terjadinya bercanda dan ngantuk. Pada hari ini materi yang diajarkan ialah berkaitan dengan mata pelajaran matematika yang lebih menitikberatkan kepada kemampuan berhitung. Dan pada mata pelajaran ini saya melihatnya dia sering bercanda dengan temannya dan tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar dan memberi rumus di depan. Betul saja apa yang terjadi dia dipanggil oleh sang guru untuk mengerjakan latihan soal yang harus dia kerjakan di depan. Dan hasilnya ia tidak bisa mengerjakannya dikarenakan ketidak fokusannya terhadap mati yang diajarkan dan gurunya memberi sanksi agar dia duduk di depan.
Setelah siangnya pada pukul 12.15 ternyata dia menjadi provokator diantara teman-temannya untuk telat sholat zuhur berjamaah di masjid. Harus ada guru yang mengejar-ngejarnya untuk menggiringnya ke masjid untuk melaksanakan sholat zuhur berjamaah. Dan juga di kantin dia selalu meledek adik kelas terutama perempuan yang ingin jajan di kantin sehingga menimbulkan rasa risih bagi adik kelas yang ingin jajan.
Setelah istirahat dilanjutkan dengan mata pelajaran Al-Quran Hadits yang mana sang guru memberikan tes lisan kepada semua murid untuk membaca Al-Quran dan tes ini di tekankan untuk kenaikan kelas dan akan dilaporkan kepada orang tua jika sang anak/murid tidak bisa atau belum bisa membaca Al-Quran. Dan juga bagi anak yang belum bisa membaca Al-Quran dengan baik dan benar maka akan langsung mendapatkan pelajaran tambahan yaitu harus mengikuti les membaca Al-Quran yang telah disiapkan oleh pihak sekolah dan waktu yang diberikan adalah setiap hari selama selama 1 bulan kedepan sehabis proses belajar mengajar (KBM) usai.
Tibalah giliran si Aulia untuk maju ke depan dan tes membaca Al-Quran. Dia maju ke depan dengan gagah dan penuh percaya diri akan tetapi setelah duduk di kursi depan dia terlihat sangat gugup entah apa yang membuatnya begitu padahan tadi di belakang dia sangat optimis raut mukanya. Setelah itu dia bilang jika dia tidak bisa membaca Al-Quran sama sekali dan sontak kita kaget semuanya dan dia mendaatkan kelas intensif itu.

Rabu, 07 Mei 2014 pukul 10.00 – 12.00 WIB
            Pada observasi hari ini saya berkesempatan untuk kembali memantau dia pada pelajaran kimia. Minggu lalu guru tersebut memberikan tugas untuk mencari macam-macam sifat dari golongan yang ada di sistem periodic. Akan tetapi aulia kembali tidak mengerjakan tugas tersebut dengan alasan bahwasannya dia lupa dengan tugas yang diberikan. Kembalilah sang guru marah dengan sikapnya yang selalu lupa mengerjakan tugas yang telah diberikan. Entah apa yang membuatnya selalu lupa akan tetapi dia sesungguhnya suka dengan mata pelajaran ini sehingga membuat jengkel guru dan teman-temannya.

            Demikianlah beberapa gambaran observasi yang penuis lakukan terhadap pelaku yang mana untuk mengetahui segala pola tingkah laku yang yang dia lakukan selama proses belajar mengajar disekolah selama 2 hari.

D.    Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.
Inilah berikut wawancara saya dengan salah satu anak yang memiliki masalah dalam belajar disekolah.

Keterangan :    + Penyusun 
                         -  Subjek

1.      Wali Kelas
No
Isi Wawancara
1.
+ assalamualaikum.. Bagaimana perilaku aulia di sekolah ?
-      Aulia anak yang baik sebenarnya akan tetapi sikapnya yang cuek dan masa bodo iu yang membuatnya menjadi malas
2.
+ lalu usaha apa saja yang anda lakukan agar aulia tidak bersikap seperti itu?
- usaha yang saya dan guru-guru lakukan ialah dengan terus menasihatinya dan pernah saya coba untuk berbicara empat mata dengannya akan tetapi itu masih belum menjadi celah agar dia bisa berubah
3.
+ lalu apakah anda pernah berbicara tentang sikap aulia dengan orang tuanya?
- sudah ketika seang bagi rapot. Saya sudah menjelaskan akan tetapi orang tuanya juga mengatakan bahwa sikapnya aulia di rumah juga keras dan kadang suka keluar malem.
4.
+ lalu bagaimana tanggapan dari guru-guru lain tentang sikapnya di kelas ?
_  banyak guru yang laporan ke saya tentang sikap aulia yang malas dan suka membuat provokator kepada teman temanya yang lain sehingga teman teman yang lainnnya menuruti apa kata dia.
5.
+ lalu apakah ada tindakan dari guru-guru tersebut…?
- tindakan yang dilakukan guru-guru juga sama dengan apa yang saya sering lakukan kepadanya bahkan sesekali dia pernah disuruh keluar oleh guru matematika dikarenakan sudah tidak mengerjakan tugas, bercanda, dan tidak memerhatikan pula sehingga guru tersebut menyuruhnya untuk keluar kelas
6.
+ apakah dia memiliki pelajaran kesukaan dan yang tidak ia sukai  ?
- dia sangat suka dengan pelajaran kimia akan tetapi dia hanya malas membuat tugas yang diberikan. Bahkan tidak jarang dia mendapat nilai sempurna saat ujian kimia. Sedangkan dia tidak suka dengan mata pelajaran matematika dikarenakan dia tidak bisa menghitung dengan cepat dan menggunakan banyak rumus dan saya juga dengar jika dia benci dengan gurunya karena memang gurunya juga kurang bersahabat dengan murid
7.
+ jika begitu, menurut anda apa yang membuatnya malas seperti itu ?
- mungkin dia menjadi malas karena orang tuanya terlalu membiarkan dia sehingga tidak pernah menyuruhnya belajar. Itu alasan yang cukup masuk akal saat saya bertanya kepadanya tentang itu.
8.
+ Baik mungkin sudah cukup data yang saya butuhkan. Terima kasih atas kerjasamanya ya bu mohon maaf jika saya mengganggu waktu ibu. Terimasih
- iya tidak apa-apa saya juga senang bisa membantu

2.      Teman – Teman
No.
Isi Wawancara
1.
Bagaimanakah sikap aulia saat dikelas ?
Dia orangnya baik sih ka tapi cuma males aja, sampe sampe dia di keluarin sama guru karena ga ngerjain tugas. Lagian dia ga pernah nyadar sih ka pentingnya belajar. Malesnya itu bukan hanya ga ngerjain tugas tapi juga suka tidur di kelas saat pelajaran berlangsung. Kalo dibangunin aja dianya malah marah
2.
Apa dia punya temen deket di kelas ?
Punya ka, namanya muamar. Dia rumahnya deketan makanya dia selalu bareng kalo mau kemana-mana. Lagian juga muamar orangnya asik ka kalo buat diajak becanda tp dia juga usil. Pokonya tuh kalo lagi belajarnya ngebetein mereka pasti yang kadang bikin suasana kelas jadi heboh
3.
Lalu apa kalian ga ngajak aulia belajar gitu atau bikin kelompok belajar ?
Yah ka, susah banget dia yang namanya sama belajar. Kata dia sih selagi uts sama uas bisa ngerjain itu udah cukup. Kita punya kelompok belajar bareng tapi selalu aja dia ga pernah dating buat belajar malahan dia maen futsal sama temen temennya yang dari kelas lain
4.
Apa dia sering bolos ?
Bolos sih engga pernah ka tapi sering ga masuk kelas gitu ka. Dia dateng ke sekolah tapi pas lagi belajar dianya malah jajan di kantin atau jalan jalan aja gitu ka di luar kelas. Kalo ga dianya izin ke kamar mandi dan baliknya nanti 10 menit sebelum pelaran selesai.
Apa itu ga ditanyain sama guru ?
Ya malah kadang-kadang gurunya lupa sendiri ka. Kaya pelajaran agama gitu lah ka. Apalagi dia kan ga bisa baca Al-Quran makanya dia sering pergi ke kamar mandi kalo lagi mau ngaji ya mungkin dia malu kali ka
5.
Apa kalian tau bagaimana hubungan dia dengan orang tuanya ?
Setau kami sih dia baik baik aja tapi dia sering keluar malem ka buat nongkrong nongkrong gitu ka sama yang lainnya. Biasanya ngeroko sampe malem banget ka di tempat tongkrongannya
Lalu apakah orang tuanya tau ?
Aku ga tau deh ka, tapi orang tuanya juga ngeroko sih ka. Kan ada pepatah bilang kalo buah jatuh ga jauh dari pohonnya
6.
Apakah kalian pernah nasehatin dia ?
Yah ka namanya temen mah pasti nasehatin lah tapinya kan dianya sendiri yang kadang gam au dengerin nasehat kita malah kalo kebanyakan nasehatin kita yang diledekin atau gay a di katain sok tua gitu lah ka
7.
Okke deh makasih ya atas waktunya nih. Maaf yah kalo ngeganggu kalian semua
Iyyya ka gapapa ko ka.. ya siapa tau aja dia bisa berubah ka.. amiin

3.      Subjek
No
Isi Wawancara
1.
Hay de.. kaka disini mau nanya-nanya nih sama kamu.. bisa ngobrol sebentar ?
Bisa ko ka.. lagian juga akunya lagi free ga ada kegiatan
2.
Kamu suka materi pelajaran apa di jurusan kamu ?
Kalo aku mah ka sukanya cuma sama pelajaran kimia ka soalnya tuh kimia pelajarannya simple ka jadinya ga banyak rumus buat nyelesain soalnya.
Lalu pelajaran apa yang kamu ga suka ?
Yang aku ga suka mah pelajaran matematika ka soalnya angka semuanya tuh kaga ada kalimat-kalimatnya disitu.. lagian aku juga lemah ka sama yang namnya itung itungan
Lah bukannya kimia ada itunganya juga ?
Ada sih ka tapi ga seribet matematika ka ngerjain soalnya. Lagian kan kalo kimia kita bisa bebas berimajinasi untuk menyingkat kata kata istilahnya buat dihafalkan. Nah kalo matematika mah kan mana bisa kita menghayal kaya gitu ka
3.
Pernah bolos sekolah ga nih ?
Kalo bolos sekolah mah belom pernah dong. Lagian kalo bolos sekolah tuh kan ga enak ka ga bisa maen sama temen-temen yang laen.
Tapi kalo bolos pelajaran gimana?
Hahaha.. kalo bolos pelajaran mah sering ka. Apalagi kalo pelajaran agama akau pasti keluar buat jajan di kantin ya kalo engga muter-muter aja di sekolah
Apa ga diabsen gurunya ?
Ya kan keluar kelasnya abis diabsen dan 20 menit setelah guru ngejelasin ka. Ya pura-pura ke kamar mandi aja dan abis dari situ langsung deh kita jajan kalo engga muter muter sekolah
4.
Sering ngumpulin tugas ga ?
Hahaha.. jangan ditanya dah ka.. tugas ga pernah ada yang dikerjain abisnya gurunya kalo ngasih tugas tuh ga pernah mikir ya. Sekalinya ngasih tugas kaya udah nyuruh bikin skripsi ka banyak banget. Mending kalo satu nah ini hampir setiap guru ngasih tugas. Nah dari pada stress sendiri ya mendingan ga usah dikerjain
Kan semuanya itu masuk nilai ?
Ya biarin aja ka, kan nanti ujung-ujungnya juga bisa remedial kalo ada nilai yang kurang. Makanya saya ga takut kalo ga ngerjain tugas ka.
Apa ga takut dibenci guru ?
Yah udah resikolah ka kalo ga ngerjain tugas pasti di benci tapi yam au digimanain lagi.
5.
Boleh tau apa pekerjaan orang tua kamu ?
Kalo ayah itu punya toko sembako ka di pasar. Sedangkan ibu dirumah aja sambil jagain adik aku
Emang kamu punya adik berapa ?
Ada 2 lagi ka, yang satu udah kelas 5 sd dan yang satunya lagi masih tk
6.
Sering keluar malem ?
Ya ga sering sering juga sih.. plingan juga kalo malem minggu kita pasti nongkrong bareng di basecamp ya buat ngumpul ngumpul ajalah namanya juga anak muda
Kamu ngerokok ?
Ya begitulah ka, sambil nikmatin masa muda aja ga usah mikir macem macem ka. Nikmatin aja lah gitu
Orang tua tau kamu ngeroko ?
Ya engga sih ka tapi saya ngeroko yak karena ayah saya juga ngeroko ka.

 7.
Okke deh makasih ya de udah mau ngobrol sama kaka
Iyya ka gapapa ko lagian juga kan lagi free
Okke deh..



E.     Masalah atau Kendala Dalam Observasi dan Wawancara
Selama proses observasi dan wawancara, saya hanya mengalami sedikit kendala. Ketika hendak akan mewawancarai gurunya, gurunya tidak memiliki waktu yang banyak untuk mengobrol dengan saya mengenai keseharian anak belajar dikelas. Hal itulah, saya hanya mewawancarai anaknya secara langsung dan teman di kelasnya.

v  Penelitian terhadap anak yang berprestasi
A.    Subjek Penelitian
a)      Biodata Siswa
Berikut ini adalah biodata salah satu siswa yang dikelasnya memiliki prestasi belajar disekolah.
Nama                                                   : Dave Zaputra
Kelas/Jurusan                                      : XI IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Sekolah                                                : MAN 14 Jakarta Timur
Tempat Tanggal Lahir                         : Jakarta, 06 Februari 1996
Alamat Rumah                                    : Jln. Raya Bogor KM. 13 RT. 01 RW 012
Nama Orangtua
Ayah                                       : Sukman Hermawan
Ibu                                           : Evi Luthfiathy
Pendidikan Terakhir Orangtua
Ayah                                       : S1
Ibu                                           : S1
Pekerjaan
Ayah                                       : Karyawan Swasta
Ibu                                           : Karyawan Swasta
Agama                                                 : Islam
Status                                                  : Anak ke 1 dari 3 bersaudara

b)     Masalah Siswa
1.      Selalu mengerjakan tugas
2.      Sering juara hingga tingkat Provinsi
3.      Menjadi tutor fisika di kelas


B.     Desain dan Prosedur Penelitian
Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah observasi dan wawancara.
1.      Observasi
Teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan langsung ke objek penlitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Dalam metode observasi ini, penulis melakukan pengamatan dan mencatat hal-hal penting yang dijadikan bahan observasi. Tentunya dengan situasi dan kondisi yang sesuai fakta tanpa adanya memanipulasi.                                                        




      


                    Keterangan
* 1. Mempersiapkan Surat Izin
   2. Menyiapkan Biodata Siswa

** 1. Meminta Izin Instansi Terkait
     2. Observasi Siswa dalam Kelas
     3. Wawancara Guru, Teman, dan Subjek
     4. Analisis Data

2.       Waktu dan Tempat
Observasi ini dilakukan pada hari selasa dan rabu yang bertepatan dengan tanggal 8 dan 9 mei 2014 dan dalam penelitian observasi ini dilakukan di sekolahnya yaitu di MAN 14 Jakarta Timur.

C.     Laporan Observasi
Sikap subjek yang sedang belajar di dalam kelas sesuai dengan penelitian langsung mengikuti proses belajar tersebut.

      Kamis, 8 Mei 2014 pukul 09.00 – 14.00 WIB
                  Pada observasi pertama ini saya mendapatkan kesempatan untuk melihat proses belajar yang dilakukan dave di sekolah. Hari ini dia saya melihat dia duduk di bangku depan dalam pelajaran fisika yang mana merupakan pelajaran fovoritnya. Dia sangat antusias dalam mengerjakan soal yang gurunya berikan tak tak jarang pula dia membantu memberikan solusi kepada temannya yang tidak mengerti dalam mengerjakan soal tersebut sehingga dapat mempermudah guru dalam mengajar di kelas.
                  Pada kesempatan itu juga sang guru sangat sayang kepada dave karena dia baru saja mendapatkan piala dengan predikat juara 1 dalam kompetisi OSN (olimpiade Sains Nasional) yang diadakan setiap tahunnya. Memang dave selalu diajukan dalam olimpiade yang berbau sains yang diadakan oleh instansi manapun sehinga tak jarang dia dapat mempersembahkan piala kepada sekolah.
                  Setelah sholat zhuhur dave tidak langsung pergi meninggalkan masjid akan tetapi dia membaca Al-Quran dulu sebelumnya sehingga membuat dia memiliki nilai tambah yang sangat positif di sekolah. Dan juga dia sangat ramah dan dekat dengan semua guru yang ada di sekolah dan itu terlihat saat dia sedang berbincang-bincang dengan guru saat berada di masjid.
                  Lanjut pelajaran setelah shalat zhuhur ialah pelajaran biologi. Ya dia tetap duduk di kursi yang paling depan dekat gurunya. Dan posisi di depan sangat baik dalam belajar karena akan lebih focus kepada apa yang akan kita terima. Ketika guru menjelaskan tentang materi evolusi dia sangat antusias dalam memerhatkannya dan tak jarang pula saya melihatnya dia membuat catatan kecil dalam bukunya. Dan betul saja ketika dia diminta menjelaskan kembali dia sudah mengerti dan menjelaskan kepada teman-temannnya dengan terperinci dan jelas.

Jum’at, 9 Mei 2014 pukul 09.00 – 10.00 WIB
                  Pada observasi yang kedua ini penulis melihatnya dalam pelajaran seni yang mana pada minggu lalu diberikan tugas oleh sang guru untuk membuat lukisan bebas di kanvas. Pada saat itu dia mengerjakan tugas tersebut dengan menggambar pantai dengan n uansa yang sangat mempesona yang dapat dilihat dari paduan warna yang dicampurkannya sehingga menimbulkan efek yang indah. Tak jarang dia mendapatkan pujian atas hasil karyanya tersebut dan banyak pula yang iri dengan hasil yang dibuatnya.

Demikianlah beberapa gambaran observasi yang penuis lakukan terhadap pelaku yang mana untuk mengetahui segala pola tingkah laku yang yang dia lakukan selama proses belajar mengajar disekolah selama 2 hari.

D.    Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.
Inilah berikut wawancara saya dengan salah satu anak yang memiliki prestasi belajar disekolah.

Keterangan :    + Penyusun 
                         -    Subjek
1.      Wali Kelas
No
Isi Wawancara
1.
Assalamualaikum.. Bagaimana sikap dave saat disekolah ?
Alhamdulillah dia orangnya cakap ya, dia sering membantu temannya dalam belajar sehingga dia menjadi solusi bagi teman – temannya yang tidak memahami materi dalam pelajaran. Itu yang saya harapkan agar ilmu yang dia peroleh dapat dia bagi dengan teman-temannya
2.
Lalu apa saja yang sudah lakukan demi mengembangkan bakatnya ?
Saya sebagai guru hanya dapat memberi nya support kepada dia apalagi dia sering mendapatkan juara baik dari tingkat kecamatan hingga provinsi dan aya menekankan kepada dia agar tidak sombong dan selalu berendah diri. Lalu juga saya sering memberikannya bantuan berupa informasi yang dia butuhkan dalam mempersiapkan lomba jika ada.
3.
Lalu bagaimana sikap dia dengan semua guru pak ?
Sikap dia dengan semua guru, teman, dan karyawan disini pun cukup baik ya memang karena dia orangnya ramah makanya semua orang pasti senang jika dekat dengan dia. Dan kalo untuk gurunya sendiri saya rasa semua guru merasa terbantu dengan hadirnya dia karena dia selalu membantu guru apapun dalam belajar di kelas sehingga menimbulkan respect yang sangat tinggi dari guru terhadapnya.
4.
Apakah dia meiliki pelajaran kesukaan ?
Kalo masalah itu saya rasa dia sangat hobi dengan pelajaran fisika ya karena selain dia sering juara di bidang itu dia juga sering membuat rumus sederhana yang mana rumus itu dia buat sendiri sehingga mempermudah dia dalam mengerjakan soal.
Apa dia meiliki kesulitan dalam belajar ?
Kalo kesulitan kurang lebih tidak ada karena semuanya kan dalam tahap proses pembelajaran. Jika ada yang kurang kan pasti lah dia akan mempelajarinya. Saya yakin dengan dia karena dia sudah meimiliki pola piker yang maju dibandingkan dengan teman sebayanya
5.
Apakah bapak tahu sikap dia dengan orang tuanya ?
Saya rasa baik baik saja yah tidak ada masalah. Ketika mengambil raport semester lalu dia yang sebagai juara kelas orang tuanya sangat senang dan tidak ada raut wajah yang negative.
6.
Oke baik terimakasih pa katas waktunya. Mohon maaf jikalau saya mengganggu waktu bapak. wassalamualaikum
Iya sama sama saya juga senang bisa membantu kamu.. waalaikumsalam

2.      Teman – Teman
No.
Isi Wawancara
1.
Bagaimanakah sikap dave jiaka berada di kelas ?
Dia orangnya baik banget ka. Selain sering bantuin kita belajar juga dia kalo milih temen itu ga milih milih ka.
Kalo masalah belajar ada yang nyaingin dia ?
Ada ka, namanya izzatul banat ka. Dia itu saingannya dave dari kelas satu cuma bedanya banat itu ikut olimpiade matematika nah kalo si dave itu kan fisika
2.
Dia punya temen deket ga?
Ada sih ka. Ya kalo dibilang sih temen belajarnya ka namanya risky ka. Mereka itu sering menghabiskan waktunya di perpustakaan ka jika lagi istirahat
3.
Dave ikut organisasi ?
Iyya ka dia ikut osis ka dan tahun ini dia berada di posisi wakil ketua osis ka. Udah pinter, sering menang lomba, wakil ketua osis lagi ka.
Memang siapa ketua osisnya ?
Ketua osisnya itu namanya rifqi ka dia dari kelas ipa juga ka. Cuma si rifqi itu sering keluar sekolah untuk ngurusin kerja sama antara osis sekolah dengan osis sekolah lainnya ka
4.
Untuk masalah absensi dave bagaimana?
Absensi dia masuk terus ka cuma dia pernah ga masuk seminggu karena sakit tifus ka dan kita pernah kerumahnya untuk menjenguknya ka
5.
Gaya belajar dia bagaimana?
Kalo ga salah dia itu audio visual deh ka soalnya setela dia memerhatikan guru dia juga sering ngulang-ngu;ang materi yang abis dipelajari ka diwaktu senggang. Pokoknya mah kalo kita ga ngerti ya Tanya aja ke dia pasti deh dia tau
6.
Dia dari kalangan orang berada ?
Engga juga sih ka. Biasa aja gitu dengan kita ga beda-beda jauh cuma dia punya kemauan yang lebih dari kita. Kadang itu yang bikin kita kalah dari dia
7.
Okke cukup deh untuk nany-nanya nya ke kalian. Makasih ya semuanya.
Iyah ka sama-sama ko ka

3.      Subjek
No
Isi Wawancara
1.
Hay salam kenal. Saya mau sedikit ngonrol nih sama kamu ada waktu sebentar untuk ngobrol ?
Salam kenal juga ka. Ada ko kan lagi istirahat makanya bebas-bebas aja
Okke kamu jawab dengan jujur oke setiap pertanyaan dari kaka yah
Siip deh ka
2.
Suka pelajaran apa di sekolah ? kenapa?
Fisika dong ka. Ya ga tau kenapa gitu dari dulu suka sama fisika ya mungkin dulu pas kelas satu yang ngajarnya enak ka makanya aku langsung suka deh sama fisika sampe sekarang
Ada hambatan dalam belajar fisika ?
Ya kalo hambatan sih ada ka tapi kalo ada materi yang saya ga paham saya langsung cari sendiri ya kalo engga nanya aja langsung sama gurunya ka.
3.
Sering juara yah ? sampe tingkat apa ?
Ya Alhamdulillah deh ya gitu. Kemarin sih baru sampai tingkat provinsi ka dan ini lagi persiapan buatseleksi nasional ka. Susah banget ka soalnya yang dikasih. Kan kaka juga pernah kan ikut olimpiade nah beginilah susahnya. Tapi tenang aja ko ka sayanya masih semangat
4.
Kamu bimbel juga ?
Iyah ka aku juga ikut bimbel ka tapi privat gitu ka buat ngebantu aku suapay ga keteteran ka buat pelajaran lainnya apalagi kan aku sering lomba makanya itu kan takut pelajaran yang lain lupa makanya aku privat ka
5.
Orang tua kamu ngedukung bakat kamu ?
Kalo orang tua saya emang selalu memprioritaskan dalam masalah pendidikan ka makanya aku semangat banget kalo belajar ka soalnya itu emang udah kebijakan ayah dalam masalah pendidikan ka
6.
Emang orang tua kamu kerja dimana?
Kalo ayah sih kan kepala sekolah dan mamah juga jadi guru ka tapi disekolah yang berbeda.
Berarti kamu orang yang berada dong ?
Ya engga juga lah ka. Kan kita ga pernah ngebahas masalah harta tapi kan manfaatnya buat orang lain
7.
Cara belajar kamu gimana?
Ya sama aja kali ka dengan yang lain setiap malem belajar tapi saya klo belajar itu selalu bikin catetan kecil ka di setiap pelajaran jadi kaya ngeringkas gitu lho ka. Makanya kadang aku langsung paham dengan apa yang aku pelajarin  
8.
Okke deh makasih ya de udah mau ngobrol sama kaka.
Iya ka sama-sama

E.     Maslah atau Kendala saat Observasi dan wawancara
      Selama proses observasi dan wawancara, saya hanya mengalami sedikit kendala. Ketika hendak akan mewawancarai sang anak kurangnya waktu untuk mengobrol dengan saya mengenai keseharian belajar dikelas. Hal itulah, saya hanya mewawancarai anaknya secara langsung dan teman di kelasnya.



BAB IV
ANALISIS DATA
Realitasnya semua anak pasti memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda, begipula dengan masalah atau kesulitan dalam proses belajar maupun hasil dari belajar. Semua itu dikarenakan adanya faktor-faktor yang menyebabkan anak mengalami masalah dalam belajarnya.
Dari hasil observasi dan wawancara yang saya lakukan kepada anak yang memiliki masalah dalam belajarnya, saya dapat menguraikan beberapa masalah dan dapat saya analisis dengan menggunakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam proses belajar sehingga dapat menurunkan prestasi belajar di sekolah, yaitu:
1.    Faktor Internal Siswa
a.    Aspek Fisiologis
Aulia mempuyai masalah yang biasanya terjadi pada anak-anak lainnya, yaitu suka tertidur di kelas ketika pelajaran berlangsung. Ini terjadi karena Aulia kurang waktu tidur di malam hari. Ketahuilah, Aulia suka melakukan hobby-nya, yaitu bermain futsal bersama teman-temannya dari sore atau kadang-kadang sampai larut malam. Hal inilah yang membuat Aulia tidak bersemangat dan mengabaikan pelajaran yang diterangkan oleh gurunya.
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intesistas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.[48]
Dalam hal ini Aulia seharusnya mengetahui waktu yang tepat dan terjadwal untuk bermain futsal, walaupun itu baik untuk tubuh dan organ lainnya. Namun, Aulia juga harus menjaga pola makan dan minum serta beristirahat dengan cukup agar bersemangat terhadap prestasi belajarnya di sekolah.

b.    Aspek Psikologis
1)   Motivasi
Selain tertidur dikelas, Aulia ketika tidak mood untuk belajar maka Aulia akan bermalas-malasan dalam belajar di sekolah. Seperti tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh gurunya, tidak memperhatikan gurunya, malu bertanya kepada guru, dan malas untuk menulis walaupun Aulia hanya membawa 1 atau 2 buah buku saja beserta alat tulisnya. Aulia akan menyibukkan dirinya sendiri dengan bercanda, me-ngobrol, bermain dengan handphone-nya, mengganggu temannya dan mendengarkan music dan bahkan sampai dengan keluar kelas dan jajan di kantin jika dia sudah tidak suka dengan pelajaran itu.
Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam kegiatan belajar siswa. Menurut Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu.[49]
Konteks motivasi yang sesuai disini adalah motivasi berprestasi. Dengan demikian, motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin).[50]
Dapat disimpulkan, Aulia membutuhkan motivasi selain dari dalam dirinya, yaitu orangtua dan guru. Ketika disekolah seharusnya guru mengidentifikasi siswanya bagaimana keseharian belajar siswanya agar bersemangat dalam mengikuti pelajaran disekolah sehingga hasil dari proses belajar itu dapat secara maksimal. Begitupun orangtuanya ketika dirumah agar prestasi belajarnya tidak menurun.
2)   Minat
Minat seorang siswa disetiap mata pelajaran pun berbeda-beda, sama halnya dengan Aulia. Disini Aulia sangat menyukai mata pelajaran kimia daripada mata pelajaran matematika. Aulia menilai bahwa mata pelajaran matematika sangatlah menyulitkannya sehingga dia merasa pusing dengan banyaknya rumus dalam mata pelajaran matematika dan berupa hitung-hitungan. Namun aulia lebih menyukai mata pelajaran kimia karena menurutnya pelajaran kimia itu sedikit rumus dan dapat berimajinasi dengan membuat suatu kalimat yang mana dapat langsung mengingat materi tersebut.
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.[51] Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.[52]
Jadi, minat Aulia lebih dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa Aulia lebih menyukai mata pelajaran kimia dari pada matematika. Namun peran guru dan orangtua pun sangat penting dalam hal ini. Selain minat dalam mempelajari pelajaran kimia dikembangkankan, matematikanya pun perlu banyak berlatih agar Aulia tidak menilai sulit terhadap matematika dan prestasi belajarnya Aulia tidak menurun.
2.    Faktor Eksternal Siswa
a.    Lingkungan Sosial
1)   Sekolah
Aulia bermasalah dalam mata pelajaran matematika karena cara gurunya mengajar yang tidak Aulia senangi, akibatnya Aulia tidak menyukai mata pelajaran matematika. Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang paling penting pula. Bagaimana kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.[53]
Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.[54]
Guru pun sangat dianjurkan mengidentifikasi masalah siswanya dalam belajar. Hal ini perlu diterapkan dalam kegiatan belajar siswa agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal dan tidak adanya penurunan prestasi dalam belajar siswa.
2)   Teman
Selain hobby bermain futsal bersama teman, seharusnya Aulia mempunyai teman belajar. Karena teman belajar juga berpengaruh terhadap proses belajar. Dari teman belajar itu akan ada kegiatan, seperti berdiskusi, saling bertukar pikiran, memecahkan masalah-masalah, atau dapat meminjam alat-alat belajar tertentu yang belum dimilikinya sementara.
Dari teman belajar ini ada banyak manfaatnya, selain banyak teman dalam belajar, belajar tidak merasa bosan dan dapat memperat tali persahabatan.
3)   Keluarga
Banyak yang mempengaruhi kegiatan belajar yaitu orangtua dan keluarganya. Aulia disini sebagai anak pertama dan memiliki 2 adik. Orangtuanya hanya mengandalkan pendapatan dari ayahnya yang hanya memiliki warung sembko di pasar. Dan kadang Aulia diminta untuk membantu ayahnya untuk menjaga warung di pasar.
Waktu belajarnya pun semakin sedikit karena Aulia harus menggantikan ayahnya, belum lagi Aulia mengerjakan tugas rumah lainnya. Aulia juga sebagai kakak dari ke 2 adiknya, Aulia harus bisa membagi waktunya belajar dengan bermain bersama ke 2 adiknya.
Ketika Aulia sedang belajar di malam hari, adiknya meminta untuk menemani adiknya bermain dan akhirnya Aulia meninggalkan belajarnya untuk adiknya sendiri.
b.    Lingkungan Non-Sosial
Ketika Aulia di sekolah sedang belajar, kadang Aulia berpindah-pindah tempat duduk. Cuaca pada siang hari yang membuat belajar menjadi kurang kondusif. Faktor-faktor ini dapat juga menetukan tingkat keberhasilan siswa.
Alat-alat belajar juga sebagai salah satu penunjang dalam menetukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, seperti buku paket, LKS (Lembar Kerja Siswa), buku tulis, alat-alat tulis lainnya. Fasilitas penunjang dalam belajar seperti laboratorium, perpustakaan dan lainnya, karena tanpa itu semua akan menghambat proses belajar di sekolah. 
Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa di sekolah, perlu beberapa cara yang dapat dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut:
1.        Mengulang
a. Menggaris bawahi kata-kata atau kalimat-kalimat yang penting setelah dibaca dan dipelajari sebelumnya.
b.   Membuat catatan kecil atau catatan pinggir.
2.        Strategi Organisasi
Proses mengidentifikasi kata-kata kunci atau yang bersifat inti.
a.    Outline (membuat kerangka secara garis besar)
b.    Mapping (peta konsep)
c.    Nemonics (singkatan)
d.   Chunking (memotong)
e.    Akronim (singkatan)
3.        Strategi Elaborasi
Proses menambah atau menggabungkan rincian sehingga informasi yang didapatkan lebih bermakna.
a.    Analogi, membandingkan suatu kesamaan atau ide-ide.
b.    PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review).
4.        Strategi Metakognitif
Suatu proses memikirkan apa yang sudah dipikirkan sebelumnya.
Dengan menerapkan beberapa cara diatas dan adanya peran penting dari orang tua serta guru, guna akan meningkatkan hasil yang maksimal dalam prestasi belajar siswa.
 
Dari hasil observasi dan wawancara yang saya lakukan kepada anak yang memiliki prestasi dalam belajarnya, saya dapat menguraikan beberapa masalah dan dapat saya analisis dengan menggunakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam proses belajar sehingga dapat memberikan prestasi belajar di sekolah, yaitu:
  1. Faktor Internal Siswa
a.       Aspek Fisiologis
      Dave memiliki masalah yang sama dengan kebanyakan orang yaitu kurangnya waktu untuk berolah raga dikarenakan terlalu seringnya dan fokusnya terhadap palajaran yang ada disekolahnya dan persiapan yang dia butuhkan saat akan lomba. Ini akan berdampak buruk jikaterus berlanjut karena akan membuat jasmani nya menjadi tidak bugar.
      Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intesistas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.[55]
     Dalam hal ini harusnya Dave memiliki waktu yang luang untuk berolah raga untuk kebugaran jasmaninya dan fungsi organ lainnya. Namun, Dave juga harus menjaga pola makan dan minum serta beristirahat dengan cukup agar bersemangat terhadap mempertahankan prestasi belajarnya di sekolah.
b.      Aspek Psikologis
1)      Motivasi
            Motivasi sangat penting sekali dalam terciptanya prestasi baik di kelas maupun diluar kelas. Seperti halnya sudah kita ketahui sendiri bahwa Dave sudah memiliki motivasi yang berasal dari dalam dirinya sehingga dia tidak perlu dengan susah payah mencari sumber motivasi dari luar.
            Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam kegiatan belajar siswa. Menurut Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu.[56]
            Jadi dapat disimpulan bahwasannya aDave telah memiliki motivasi yang berasal dari dirinya sehingga terciptanya pola piker yang logis dalam menentuan masa depannya.
2)      Minat
            Minat setiap orang pastinya akan berbeda-beda dan begitupun dengan Dave yang lebih menyukai pelajaran Fisika dibandingkan dengan pelajaran bahasa arab yang mana dengan mempelajari fisika akan sangatlah menyenangkan dibandingkan dengan mempelajari bahasa arab yang mana bahasa arab sangatlah susah dan kita harus tahu dahulu qoidah-qoidah dalam bahasa arab.
            Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.[57] Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.[58]
            Jadi minat Dave dapat diekspresikan melalui ucapannya itu yang mana lebih senang dengan mata pelajaran fisika dibandingkan dengan mata pelajaran bahasa arab. Akan tetapi peranan orang tua dan guru sangatlah penting disini yaitu dengan menekankan pemahaman pelajaran bahasa arab agar Dave dapat berkembang bukan hanya di dunia barat akan tetapi di dunia bagian timur juga. Karena bahasa sangatlah penting untuk mencapai kesuksesan dimasa depan.
  1. Faktor Eksternal Siswa
a.       Lingkungan Sosial
1)      Sekolah
            Dave memiliki masalah dengan mata pelajaran bahasa arab yang mana pelajaran bahasa arab sangatlah rumit sehingga menyulitkan bagi Dave dan kawan-kawan. Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang paling penting pula. Bagaimana kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.[59]
            Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.[60]
            Guru pun sangat dianjurkan mengidentifikasi masalah siswanya dalam        belajar. Hal ini perlu diterapkan dalam kegiatan belajar siswa agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal dan tidak adanya penurunan prestasi dalam belajar siswa.
2)      Teman
            Teman yang berada di sekeliling Dave juga sangat membantu dalam           perkembangan serta kepribadian diri Dave karena teman-temannya sangat baik dan peduli dengan Dave sehingga Dave juga menjadi baik terhadap mereka. Dave juga memiliki kelompok belajar yang beranggotakan teman-temannya yang berasal dari kelasnya maupun dari luar kelasnya. Disini Dave menjadi tutor yang mana mengajari mereka tentang pelajaran eksakta terlebih pelajaran fisika. Karena teman belajar juga berpengaruh terhadap proses belajar. Dari teman belajar itu akan ada kegiatan, seperti berdiskusi, saling bertukar pikiran, memecahkan masalah-masalah, atau dapat meminjam alat-alat belajar.
            Dari teman belajar ini ada banyak manfaatnya, selain banyak teman dalam belajar, belajar tidak merasa bosan dan dapat memperat tali persahabatan.
3)      Keluarga
            Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu salah satunya orang tua dan keluarga. Orang tua dan keluarga Dave sangat mendukung serta memotivasi Dave agar terus berkembang dalam bidang akademik dikarenakan menurut pandangan keluarganya bahwa pendidikan adalah investasi yang sangat menjanjikan.
            Semua ini dilakukan orang tuanya demi mewujudkan semua mimpi Dave yang mana ingin menjadi seorang Doker yang mana terbukti dengan difasilitasinya Dave dengan segala perlengkapan akademik baik berupa peralatan sekolah yang mendukung hingga menyediakan guru yang khusus demi ambisi keluarganya yang mendukungnya mewujudkan impiannya.
b.      Lingkungan Non-Sosial
     Fakor cuaca juga dapat mempengaruhi hasil belajar. Cuaca pada siang hari yang membuat belajar menjadi kurang kondusif. Akan tetapi dave memiliki solusi lain dalam mengatasinya tersebut yaitu dengan berwudhu di siang hari jikalau suasana di dalam kelas sangat lah panas
Alat-alat belajar juga sebagai salah satu penunjang dalam menetukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, seperti buku paket, LKS (Lembar Kerja Siswa), buku tulis, alat-alat tulis lainnya. Fasilitas penunjang dalam belajar seperti laboratorium, perpustakaan dan lainnya, karena tanpa itu semua akan menghambat proses belajar di sekolah.
Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa di sekolah, perlu beberapa cara yang dapat dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut:
5.        Mengulang
c.    Menggaris bawahi kata-kata atau kalimat-kalimat yang penting setelah dibaca dan dipelajari sebelumnya.
d.   Membuat catatan kecil atau catatan pinggir.
6.        Strategi Organisasi
Proses mengidentifikasi kata-kata kunci atau yang bersifat inti.
f.     Outline (membuat kerangka secara garis besar)
g.    Mapping (peta konsep)
h.    Nemonics (singkatan)
i.      Chunking (memotong)
j.      Akronim (singkatan)
7.        Strategi Elaborasi
Proses menambah atau menggabungkan rincian sehingga informasi yang didapatkan lebih bermakna.
c.    Analogi, membandingkan suatu kesamaan atau ide-ide.
d.   PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review).
8.        Strategi Metakognitif
Suatu proses memikirkan apa yang sudah dipikirkan sebelumnya.
Dengan menerapkan beberapa cara diatas dan adanya peran penting dari orang tua serta guru, guna akan meningkatkan hasil yang maksimal dalam prestasi belajar siswa.



BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses dari perkembangan hidup manusia dan melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga dapat mengarah kearah tingkah laku yang lebih baik. Namun ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan anak memiliki masalah atau kesulitan dalam mencapai prestasi belajar serta tingkah lakunya, seperti faktor internal dan eksternal siswa. Untuk itu peran orang tua dan guru sangatlah penting dan berpengaruh dalam proses dan hasil belajar siswa.
Pendidikan adalah investasi yang menjanjikan bagi keberlangsungan hidup manusia di masa yang akan datang karena denga pendidikn kita mampu menguasai dunia dan dengan pendidikan pula kesejahtraan akan menghampiri kita karena kita telah melaksanakan tugas dan kewajiban kita hidup di dunia ini yaitu dengan mengamalkan ayat Al-Quran.
B.       Saran
Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan cara atau strategi untuk mengoptimalkannya, diantaranya dengan menggunakan strategi mengulang, organisasi, elaborasi dan metakognitif, serta meneliti kekurangan-kekurangan, hambatan-hambatan apa yang merintangi belajar dan berusaha bagaimana cara belajar-mengajar yang baik bagi dirinya sendiri maupun bagi anak-anak didik kita.


DAFTAR PUSTAKA
Bachri Thalib, Syamsul. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Faturrahman, dkk. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
John, Santrock. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Muhibbin, Syah. 2011. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktornya Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanto, M. Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahib, Abdul dan Mustaqim. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sumber Lain:
(Pdf) Penelitian dan Metode, Elib Unikom, diakses pada 14 Juni 2014
(Pdf) Prestasi Belajar, File Universitas Sumatera Utara, diakses pada 12 Juni 2014


[1] Drs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 93
[2] Muhibbin Syah, 2003: 10 dalam Drs. Faturrahman, M.MPd, dkk., Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), cet. 1, hal. 3
[3] Drs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 93
[4] Ibid., hal. 169
[5] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 87
[6] Drs. Wasty Soemanto, M.Pd, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. 5, hal. 104
[7] Ibid., hal. 104
[8] Ibid., hal. 104
[9] Drs. M. Ngalim Purwanto, M.P, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 24, hal. 84
[10] Ibid, hal. 84
[11] (Pdf) Prestasi Belajar, File Universitas Sumatera Utara, diakses pada 12 Juni 2014
[12] (Pdf) Prestasi Belajar, File Universitas Sumatera Utara, diakses pada 12 Juni 2014
[13] (Pdf) Prestasi Belajar, File Universitas Sumatera Utara, diakses pada 12 Juni 2014
[14] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 129
[15] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 130
[16] Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hal. 72
[17] Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet. 6, hal. 101
[18] Ibid., hal. 101
[19] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 134
[20] Ibid., hal. 134
[21] Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet. 6, hal. 114
[22] Ibid., hal. 114
[23] Ibid., hal.132
[24] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal. 182
[25] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 134
[26] Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet. 6, hal. 127-128
[27] Ibid., hal.128
[28] Ibid., hal.128
[29] Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), cet. 1, hal. 121
[30] Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet. 6, hal.130
[31] Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet. 6, hal. 132
[32] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 131
[33] Ibid., hal. 131
[34] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 135
[35] Drs. Ngalim Purwanto, M.P, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 24, hal. 104
[36] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 134
[37] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal 135
[38] Ibid., hal 135
[39] Drs. Ngalim Purwanto, M.P, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 24, hal. 105
[40] Drs. Wasty Soemanto, M.Pd, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. 5, hal. 115
[41] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 136
[42] Ibid., hal. 137
[43] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 125
[44] Ibid., hal. 125
[45] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 125
[46] Ibid., hal. 126
[47] Ibid., hal. 127
[48] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 130
[49] Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet. 6, hal. 101
[50] Ibid., hal. 103
[51] Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet. 6, hal. 121
[52] Ibid., hal. 121
[53] Drs. Ngalim Purwanto, MP, Psikologi Pendidikan, (Bnadung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 24, hal. 104-105
[54] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 135
[55] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 130
[56] Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet. 6, hal. 101
[57] Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet. 6, hal. 121
[58] Ibid hal. 121
[59] Drs. Ngalim Purwanto, MP, Psikologi Pendidikan, (Bnadung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 24, hal. 104-105

[60] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17, hal. 135
Baca selengkapnya