Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
individu mata kuliah Psikologi Pendidikan
DI
MAN (MADRASAH ALIYAH NEGERI) 14 JAKARTA
Pekayon - Jakarta Timur
Dosen Pengampu : Desmaliza, S.Ag, M.Si, M.Ed
Disusun Oleh:
Miftah
Habibie 1113011000092
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan menganugerahkan nikmat sehat kepada
penulis, sehingga laporan hasil wawancara yang sederhana ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda Rasulullah SAW beserta para sahabat-Nya, keluarga-Nya dan semua
penganut ajaran-Nya hingga akhir zaman.
Penyusunan laporan hasil wawancara
ini membahas mengenai permasalahan belajar pada siswa disertai bagaimana
penyelesaiannya dan laporan ini bertujuan untuk memenuhi kewajiban mata kuliah
Psikologi Pendidikan.
Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Desmaliza, S.Ag,
M.Si, M.Ed selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Terima kasih pula kepada MAN
14 Jakarta Timur yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian serta tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
teman–teman yang telah berperan penting dalam penyelesaian laporan ini.
Oleh karena itu, penulis menyadari laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan yang sederhana ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis dan khususnya bagi para
pembaca.
Wassalamua’alaikum Wr. Wb.
Ciputat,
Juni 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belajar adalah key
term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap pendidikan, sehingga
tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.
Dalam pengertian yang luas, pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu
sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan. (Muhibbin Syah, 2003: 10)
Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat
tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya
pendidikan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna
yang terkandung dalam belajar. Karena kemampuan berubahlah, manusia terbebas
dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah di bumi. Selain itu, dengan
kemampuan berubah melalui belajar itu, manusia secara bebas dapat
mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk
kehidupannya.
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh
peluang untuk mencapai kinerja akademik (academic
performance) yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas
bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan
fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang
sangat memcolok antara siswa dengan siswa lainnya.
Hal ini timbul sebuah masalah atau kesulitan belajar
yang dapat dialami oleh setiap siswa dan menjadi tanggung jawab pendidik
dikarenakan kinerja akademiknya terhambat oleh beberapa faktor. Pentingnya
penyelenggaraan pendidikan agar terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap
hal-hal yang menghambat dalam proses dan hasil belajarnya.
Oleh karena itu, hal tersebut dapat diatasi dengan
memperhatikan faktor-faktor yang dapat menghambat proses dan hasil belajar
siswa serta bagaimana cara atau strategi yang tepat dalam mengoptimalkan hasil
belajar, sehingga dapat mengurangi masalah atau kesulitan pada siswa itu
sendiri.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian belajar?
2.
Apa
yang dimaksud dengan prestasi belajar?
3.
Apa
sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa?
4.
Bagaimana
cara mengoptimalkan hasil belajar pada siswa?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk
memenuhi syarat penilaian mata kuliah Psikologi Pendidikan
2.
Untuk
mengetahui proses belajar siswa selama di kelas
3.
Untuk
mengetahui dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa dalam belajar
4.
Untuk
mengetahui strategi siswa dalam belajar
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Belajar
Banyak orang yang beranggapan, bahwa yang dimaksud
dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada lagi yang secara
lebih khusus mengartikan belajar adalah menyerap penyerahan.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan.
Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek,
bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para
guru.
Menurut beberapa para ahli mengemukakan definisi
belajar sebagai berikut:
a.
“Learning may be defined as the
process by which behavior oroginates or is altered through training or
experience.” (Whittaker, 1970: 15)
b.
“Learning is shown by change in
behavior as a result of experience.” (Cronbach,
1954: 47)
c.
“Learning is the process by which
behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or
training.” (Kingsley, 1957: 12)
d.
Morgan,
dalam buku Introduction to Psychology
(1978) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
e.
Witherington,
dalam buku Educational Psychology
mengemukakan belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan
diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.
Dari beberapa definisi di
atas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa belajar merupakan suatu proses dari
perkembangan hidup manusia dan melakukan perubahan-perubahan kualitatif
individu sehingga dapat mengarah kearah tingkah laku yang lebih baik.
B.
Prestasi Belajar
Dalam proses pendidikan prestasi dapat
diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni penguasaan,
perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes
tertentu. (Abdullah, 2008)
Prestasi belajar adalah hasil maksimum
yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang diberikan
berdasarkan atas pengukuran tertentu. (Ilyas, 2008).
Prestasi belajar adalah perubahan tingkah
laku yang dianggap penting yang diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang
terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, dan rasa
maupun yang berdimensi karsa. (Syah M, 2006)
Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil belajar dan perubahan
tingkah laku yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti program
pembelajaran yang kemudian diukur melalui nilai atau pernyataan.
Untuk
mengetahui prestasi belajar siswa perlu diadakan suatu evaluasi yang bertujuan
untuk mengetahui sejauh manakah proses belajar dan pembelajaran itu berlangsung
secara efektif. Efektifitas proses belajar tersebut akan tampak pada kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran.
C.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:
1.
Faktor
internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan
rohani siswa.
2.
Faktor
eksternal siswa (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa.
3.
Faktor
pendekatan belajar (approach to learning),
yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Berikut ini diuraikan secara garis besar mengenai
ketiga macam faktor tersebut.
1.
Faktor
Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
meliputi dua aspek, yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan 2)
aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
a.
Aspek
Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
tubuh dan sendi-sendi, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam
mengikuti pelajaran.
Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar,
siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain
itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang
sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan.
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat
kesehatan indera pendengar dan indera penglihat juga sangat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.
b.
Aspek
Psikologis
Kemampuan belajar siswa sangat menetukan
keberhasilannya dalam proses belajar. Di dalam proses belajar tersebut, banyak
faktor yang mempengaruhinya, antara lain: 1) motivasi; 2) sikap; 3) minat; 4)
kebiasaan belajar; 5) konsep diri dan 6) inteligensi siswa
1)
Motivasi
Motivasi adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong
individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu
terhadap situasi di sekitarnya.
Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang
terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas
tertentu guna pencapaian suatu tujuan.
Adapun Greenbeg menyebutkan bahwa motivasi adalah
proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah kondisi seseorang yang didalam dirinya terdapat keinginan disertai
dorongan-dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu
tujuan.
Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) motivasi intrinsik; 2) motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam
diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk
dalam motivasi instrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan
kebutuhannya terhadap materi tersebut.
Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang
datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar. Kekurangan dan ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun
eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses
belajar materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.
Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih
signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng
serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan
mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa
depan, umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng
dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan
guru.
2)
Sikap
Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan
mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat.
Sementara itu Allport seperti dikutip oleh Gable mengemukakan bahwa sikap
adalah sesuatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan
memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek atau
situasi yang berhubungan dengan objek itu.
Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan
atau kecenderungan seseorang untuk bertindak dengan objek tertentu.
Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan
setiap definisi itu berbeda satu sama lain. Sikap adalah gejala internal yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif
maupun negatif.
Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap
negatif, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukkan sikap positif terhadap
dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran yang menjadi haknya. Seorang guru
sangat dianjurkan untuk senantiasa menghargai dan mencintai profesinya.
3)
Minat
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi
tertentu. Guru dalam kaitan ini seyogjanya berusaha membangkitkan minat siswa
untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya.
4)
Kebiasaan
Belajar
Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bahwa hasil
belajar mempunyai korelasi positif dengan kebiasaan belajar atau study habit. Witherington dalam Andi
Mappiare (1983) mengartikan kebiasaan (habit)
sebagai: “An acquired way of acting which
is persistent, uniform, and fairly automatic.”
Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh
melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan
bersifat otomatis.
Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau
teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca
buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
Kebiasaan belajar dibagi ke dalam dua bagian, yaitu Delay Avoidan (DA) dan Work Methods (WM). Delay Avoidan menunjuk pada ketepatan waktu penyelesaian
tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan
tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan
mengganggu konsentrasi dalam belajar. Adapun Work Methods menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar
yang efektif dan efisiensi dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan
belajar.
5)
Konsep
Diri
Menurut Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si., konsep
diri adalah pengetahuan tentang diri sendiri yang mencakup konsep diri
jasmaniah, diri sosial, dan diri spiritual.
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya
sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya,
isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh
terhadap orang lain.
Di sini konsep diri yang dimaksud adalah bayangan
seseorang tentang keadaan dirinya sendiri pada saat ini dan bukanlah bayangan
ideal dari dirinya sendiri sebagaimana yang diharapkan atau yang disukai oleh
individu bersangkutan.
Konsep diri terbentuk karena empat faktor, yaitu:
a.
Kemampuan
(competence);
b.
Perasaan
mempunyai arti bagi orang lain (significance
to others);
c.
Kebajikan
(virtues);
d.
Kekuatan
(power).
6)
Inteligensi
Siswa
Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1988). Jadi, inteligensi sebenarnya
bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh
lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya
dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh
lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas
manusia.
Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tak
dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini
bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar
peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan
inteligensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh
sukses.
Setiap calon guru profesional sepantasnya menyadari
bahwa keluarbiasaan inteligensi siswa, baik yang positif seperti superior maupun yang negatif seperti borderline, lazimnya menimbulkan
kesulitan belajar siswa yang bersangkutan.
2.
Faktor
Eksternal
Seperti faktor internal, faktor eksternal juga terdiri
atas dua macam, yaitu: 1) faktor lingkungan sosial dan 2) faktor lingkungan
non-sosial.
a.
Lingkungan
Sosial
Lingkungan sosial meliputi: 1) sekolah; 2) masyarakat
dan 3) keluarga. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut.
1.
Sekolah
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para
tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-teman sekelas
dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
Terutama dalam belajar di sekolah, faktor guru dan
cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula.
Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan
memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar,
misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif
bagi kegiatan belajar siswa.
2.
Masyarakat
Yang termasuk lingkungan sosial adalah masyarakat dan
tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut.
Faktor motivasi memegang peranan pula disini, motivasi sosial dapat pula timbul
dari lingkungan sosial.
Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan
dan anak-anak penganggur, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar
siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan mengalami kesulitan ketika memerlukan
teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang
kebetulan belum dimilikinya.
3.
Keluarga
Lingkungan sosial yang lebih banyak memperngaruhi
kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat
orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi
keluarga (letak rumah), semuanya memberikan dampak baik atau buruk terhadap
kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
b.
Lingkungan
Non-sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial
ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,
alat-alat belajar, cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor
ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan
yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari
guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah
dan mempercepat belajar anak-anak.
Suasana lingkungan juga menyangkut banyak hal, antara
lain: cuaca (suhu udara, mendung, hujan, kelembaban), waktu (pagi, siang, sore,
petang, malam), kondisi tempat (kebersihan, letak sekolah, pengaturan fisik
kelas, ketenangan, kegaduhan), penerangan (berlampu, bersinar matahari, helap,
remang-remang), dan sebagainya. Faktor-faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi
individu dalam aktivitas belajarnya, sebab individu yang belajar adalah
interaksi dengan lingkungannya.
Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk
belajar yang selama ini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa tak perlu dihiraukan. Sebab, bukan waktu yang penting dalam belajar
melainkan kesiapan sistem memori siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan
item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa tersebut.
3.
Faktor
Pendekatan Belajar
Dapat dipahami keefektifan segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar
materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional
yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan
belajar terntentu. (Lawson, 1991)
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa,
faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses
belajar siswa tersebut. Ragam pendekatan belajar antara lain: 1) pendekatan
Hukum Jost; 2) pendekatan Ballard & Clanchy; dan 3) pendekatan Biggs.
a.
Pendekatan
Hukum Jost
Menurut Reber (1988),
salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost (Jost’s Law) adalah siswa
yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil
kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang ia sedang tekuni.
b.
Pendekatan
Ballard & Clanchy
Menurut Ballard &
Clachy (1990), pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap
terhadap ilmu pengetahuan (attitude to
knowledge). Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu: 1)
sikap melestarikan materi yang sudah ada (conservering)
dan 2) sikap memperluas materi (extending).
Siswa yang bersikap conserving, pada umumnya menggunakan
pendekatan belajar “reproduktif" (bersifat menghasilkan kembali fakta dan
informasi). Sedangkan siswa yang bersikap extending,
biasanya menggunakan pendekatan belajar “analitis” (berdasarkan penilaian
dan interpretasi fakta dan informasi). Bahkan
di antara mereka yang bersikap extending
cukup banyak yang menggunakan pendekatan belajar yang lebih ideal yaitu
pendekatan “spekulatif” (berdasarkan pemikiran mendalan), yang bukan saja
bertujuan menyerap pengetahuan melainkan juga mengembangkannya.
c.
Pendekatan
Biggs
Menurut hasil penelitian
Biggs (1991), pendekatan belajar siswa dapat dikelompokkan ke dalam tiga
prototipe (bentuk dasar), yakni:
1.
Pendekatan
surface (permukaan atau bersifat
lahiriah)
2.
Pendekatan
deep (mendalam)
3.
Pendekatan
achieving (pencapaian prestasi
tinggi)
Untuk melengkapi penjelasan
mengenai prototipe-prototipe pendekatan belajar yang dikembangkan Biggs itu,
berikut ini penyusun sajikan sebuah tabel perbandingan.
Tabel 1
Perbandingan Prototipe Pendekatan Belajar Biggs
Pendekatan
Belajar
|
Motif dan Ciri
|
Strategi
|
1. Surface
approach (pendekatan permukaan)
2. Deep
approach (pendekatan mendalam)
3. Achieving (pendekatan mencapai prestasi tinggi)
|
Ekstrinsik dengan ciri menghindari
kegagalan tapi tidak belajar
Intrinsik dengan ciri berusaha
memuaskan keingintahuan terhadap isi materi
Ego-enchancement dengan ciri bersaing untuk meraih nilai
prestasi tertinggi
|
Memusatkan pada rincian-rincian
materi dan mereproduksi secara persis
Memaksimalkan pemahaman dengan
berpikir, banyak membaca dan diskusi
Mengoptimalkan pengaturan waktu dan
usaha (study skills)
|
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu teknis
atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik yang
berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun
suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan
dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran
data-data yang akan diperoleh. Maka dari tu kita akan membadingkan antara anak yang
bermasalah dan anak yang berprestasi. Kami akan mencoba menganalisis bagaimana
sikap baik/buruk pada anak dapat terbentuk.
v Penelitian terhadap anak yang kurang berprestasi
- Subjek Penelitian
a)
Biodata
Siswa
Berikut ini adalah biodata salah satu siswa yang
dikelasnya memiliki masalah dalam belajar disekolah.
Nama : Aulia Riswandi
Kelas/Jurusan :
XI IPA
(Ilmu Pengetahuan Alam)
Sekolah :
MAN 14 Jakarta Timur
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Januari 1996
Alamat Rumah : Jln. Lewa II RT. 09 RW 12
Nama Orangtua
Ayah :
Rohim
Ibu :
Dahlia
Pendidikan Terakhir Orangtua
Ayah :
SMA
Ibu :
SMP
Pekerjaan
Ayah :
Wiraswasta
Ibu :
Ibu Rumah Tangga
Agama :
Islam
Status :
Anak ke 1
dari 3
bersaudara
b)
Masalah Siswa
1.
Jarang mengerjakan tugas
2.
Sering bolos sekolah
3.
Sering membuat rusuh dikelas (provokator)
- Desain
dan Prosedur Penelitian
Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah
observasi dan wawancara.
1.
Observasi
Teknik
pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan langsung ke objek
penlitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Dalam
metode observasi ini, penulis melakukan pengamatan dan mencatat hal-hal penting
yang dijadikan bahan observasi. Tentunya dengan situasi dan kondisi yang sesuai
fakta tanpa adanya memanipulasi.
Keterangan
* 1. Mempersiapkan Surat Izin
2. Menyiapkan
Biodata Siswa
** 1. Meminta Izin Instansi Terkait
2.
Observasi Siswa dalam Kelas
3.
Wawancara Guru, Teman, dan Subjek
4. Analisis
Data
2. Waktu dan Tempat
Observasi ini dilakukan pada hari selasa dan rabu yang
bertepatan dengan tanggal 6 dan 7 mei 2014 dan dalam penelitian observasi ini
dilakukan di sekolahnya yaitu di MAN 14 Jakarta Timur.
C. Laporan Observasi
Sikap subjek yang
sedang belajar di dalam kelas sesuai dengan penelitian langsung mengikuti proses
belajar tersebut.
Selasa, 06 Mei
2014 pukul 10.00 – 15.00 WIB
Pada observasi yang pertama ini saya
mendapatlkan kesempatan langsung untuk melihat proses belajar mengajar di dalam
kelasnya. Dengan hal ini maka akan memperkuat data yang saya butuhkan. Hari ini
saya melihatnya duduk di bangku belakang yang mana rawan sekali terjadinya
bercanda dan ngantuk. Pada hari ini materi yang diajarkan ialah berkaitan
dengan mata pelajaran matematika yang lebih menitikberatkan kepada kemampuan
berhitung. Dan pada mata pelajaran ini saya melihatnya dia sering bercanda
dengan temannya dan tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar dan memberi
rumus di depan. Betul saja apa yang terjadi dia dipanggil oleh sang guru untuk
mengerjakan latihan soal yang harus dia kerjakan di depan. Dan hasilnya ia
tidak bisa mengerjakannya dikarenakan ketidak fokusannya terhadap mati yang
diajarkan dan gurunya memberi sanksi agar dia duduk di depan.
Setelah siangnya
pada pukul 12.15 ternyata dia menjadi provokator diantara teman-temannya untuk
telat sholat zuhur berjamaah di masjid. Harus ada guru yang mengejar-ngejarnya
untuk menggiringnya ke masjid untuk melaksanakan sholat zuhur berjamaah. Dan
juga di kantin dia selalu meledek adik kelas terutama perempuan yang ingin
jajan di kantin sehingga menimbulkan rasa risih bagi adik kelas yang ingin
jajan.
Setelah istirahat
dilanjutkan dengan mata pelajaran Al-Quran Hadits yang mana sang guru
memberikan tes lisan kepada semua murid untuk membaca Al-Quran dan tes ini di
tekankan untuk kenaikan kelas dan akan dilaporkan kepada orang tua jika sang
anak/murid tidak bisa atau belum bisa membaca Al-Quran. Dan juga bagi anak yang
belum bisa membaca Al-Quran dengan baik dan benar maka akan langsung
mendapatkan pelajaran tambahan yaitu harus mengikuti les membaca Al-Quran yang
telah disiapkan oleh pihak sekolah dan waktu yang diberikan adalah setiap hari
selama selama 1 bulan kedepan sehabis proses belajar mengajar (KBM) usai.
Tibalah giliran si
Aulia untuk maju ke depan dan tes membaca Al-Quran. Dia maju ke depan dengan
gagah dan penuh percaya diri akan tetapi setelah duduk di kursi depan dia
terlihat sangat gugup entah apa yang membuatnya begitu padahan tadi di belakang
dia sangat optimis raut mukanya. Setelah itu dia bilang jika dia tidak bisa
membaca Al-Quran sama sekali dan sontak kita kaget semuanya dan dia mendaatkan
kelas intensif itu.
Rabu, 07 Mei 2014
pukul 10.00 – 12.00 WIB
Pada observasi hari ini saya berkesempatan
untuk kembali memantau dia pada pelajaran kimia. Minggu lalu guru tersebut memberikan
tugas untuk mencari macam-macam sifat dari golongan yang ada di sistem
periodic. Akan tetapi aulia kembali tidak mengerjakan tugas tersebut dengan
alasan bahwasannya dia lupa dengan tugas yang diberikan. Kembalilah sang guru
marah dengan sikapnya yang selalu lupa mengerjakan tugas yang telah diberikan.
Entah apa yang membuatnya selalu lupa akan tetapi dia sesungguhnya suka dengan
mata pelajaran ini sehingga membuat jengkel guru dan teman-temannya.
Demikianlah beberapa gambaran
observasi yang penuis lakukan terhadap pelaku yang mana untuk mengetahui segala
pola tingkah laku yang yang dia lakukan selama proses belajar mengajar
disekolah selama 2 hari.
D. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian.
Inilah berikut wawancara saya dengan salah satu anak
yang memiliki masalah dalam belajar disekolah.
Keterangan : + Penyusun
- Subjek
1. Wali Kelas
No
|
Isi Wawancara
|
1.
|
+ assalamualaikum.. Bagaimana perilaku aulia di sekolah ?
- Aulia anak yang baik sebenarnya akan tetapi sikapnya yang cuek dan
masa bodo iu yang membuatnya menjadi malas
|
2.
|
+ lalu usaha apa saja yang anda lakukan agar aulia tidak bersikap
seperti itu?
- usaha yang saya dan guru-guru lakukan ialah dengan terus
menasihatinya dan pernah saya coba untuk berbicara empat mata dengannya akan
tetapi itu masih belum menjadi celah agar dia bisa berubah
|
3.
|
+ lalu apakah anda pernah berbicara tentang sikap aulia dengan orang
tuanya?
- sudah ketika seang bagi rapot. Saya sudah menjelaskan akan tetapi
orang tuanya juga mengatakan bahwa sikapnya aulia di rumah juga keras dan
kadang suka keluar malem.
|
4.
|
+ lalu bagaimana tanggapan dari guru-guru lain tentang sikapnya di
kelas ?
_ banyak guru yang laporan ke
saya tentang sikap aulia yang malas dan suka membuat provokator kepada teman
temanya yang lain sehingga teman teman yang lainnnya menuruti apa kata dia.
|
5.
|
+ lalu apakah ada tindakan dari guru-guru tersebut…?
- tindakan yang dilakukan guru-guru juga sama dengan apa yang saya
sering lakukan kepadanya bahkan sesekali dia pernah disuruh keluar oleh guru
matematika dikarenakan sudah tidak mengerjakan tugas, bercanda, dan tidak
memerhatikan pula sehingga guru tersebut menyuruhnya untuk keluar kelas
|
6.
|
+ apakah dia memiliki pelajaran kesukaan dan yang tidak ia sukai ?
- dia sangat suka dengan pelajaran kimia akan tetapi dia hanya malas
membuat tugas yang diberikan. Bahkan tidak jarang dia mendapat nilai sempurna
saat ujian kimia. Sedangkan dia tidak suka dengan mata pelajaran matematika
dikarenakan dia tidak bisa menghitung dengan cepat dan menggunakan banyak
rumus dan saya juga dengar jika dia benci dengan gurunya karena memang
gurunya juga kurang bersahabat dengan murid
|
7.
|
+ jika begitu, menurut anda apa yang membuatnya malas seperti itu ?
- mungkin dia menjadi malas karena orang tuanya terlalu membiarkan dia
sehingga tidak pernah menyuruhnya belajar. Itu alasan yang cukup masuk akal
saat saya bertanya kepadanya tentang itu.
|
8.
|
+ Baik mungkin sudah cukup data yang saya butuhkan. Terima kasih atas
kerjasamanya ya bu mohon maaf jika saya mengganggu waktu ibu. Terimasih
- iya tidak apa-apa saya juga senang bisa membantu
|
2. Teman – Teman
No.
|
Isi Wawancara
|
1.
|
Bagaimanakah sikap aulia saat dikelas ?
Dia orangnya baik sih ka tapi cuma males aja, sampe sampe dia di
keluarin sama guru karena ga ngerjain tugas. Lagian dia ga pernah nyadar sih
ka pentingnya belajar. Malesnya itu bukan hanya ga ngerjain tugas tapi juga
suka tidur di kelas saat pelajaran berlangsung. Kalo dibangunin aja dianya
malah marah
|
2.
|
Apa dia punya temen deket di kelas ?
Punya ka, namanya muamar. Dia rumahnya deketan makanya dia selalu
bareng kalo mau kemana-mana. Lagian juga muamar orangnya asik ka kalo buat
diajak becanda tp dia juga usil. Pokonya tuh kalo lagi belajarnya ngebetein
mereka pasti yang kadang bikin suasana kelas jadi heboh
|
3.
|
Lalu apa kalian ga ngajak aulia belajar gitu atau bikin kelompok
belajar ?
Yah ka, susah banget dia yang namanya sama belajar. Kata dia sih
selagi uts sama uas bisa ngerjain itu udah cukup. Kita punya kelompok belajar
bareng tapi selalu aja dia ga pernah dating buat belajar malahan dia maen
futsal sama temen temennya yang dari kelas lain
|
4.
|
Apa dia sering bolos ?
Bolos sih engga pernah ka tapi sering ga masuk kelas gitu ka. Dia
dateng ke sekolah tapi pas lagi belajar dianya malah jajan di kantin atau
jalan jalan aja gitu ka di luar kelas. Kalo ga dianya izin ke kamar mandi dan
baliknya nanti 10 menit sebelum pelaran selesai.
Apa itu ga ditanyain sama guru ?
Ya malah kadang-kadang gurunya lupa sendiri ka. Kaya pelajaran agama
gitu lah ka. Apalagi dia kan ga bisa baca Al-Quran makanya dia sering pergi
ke kamar mandi kalo lagi mau ngaji ya mungkin dia malu kali ka
|
5.
|
Apa kalian tau bagaimana hubungan dia dengan orang tuanya ?
Setau kami sih dia baik baik aja tapi dia sering keluar malem ka buat
nongkrong nongkrong gitu ka sama yang lainnya. Biasanya ngeroko sampe malem
banget ka di tempat tongkrongannya
Lalu apakah orang tuanya tau ?
Aku ga tau deh ka, tapi orang tuanya juga ngeroko sih ka. Kan ada
pepatah bilang kalo buah jatuh ga jauh dari pohonnya
|
6.
|
Apakah kalian pernah nasehatin dia ?
Yah ka namanya temen mah pasti nasehatin lah tapinya kan dianya
sendiri yang kadang gam au dengerin nasehat kita malah kalo kebanyakan
nasehatin kita yang diledekin atau gay a di katain sok tua gitu lah ka
|
7.
|
Okke deh makasih ya atas waktunya nih. Maaf yah kalo ngeganggu kalian
semua
Iyyya ka gapapa ko ka.. ya siapa tau aja dia bisa berubah ka.. amiin
|
3. Subjek
No
|
Isi Wawancara
|
1.
|
Hay de.. kaka disini mau nanya-nanya nih sama kamu.. bisa ngobrol
sebentar ?
Bisa ko ka.. lagian juga akunya lagi free ga ada kegiatan
|
2.
|
Kamu suka materi pelajaran apa di jurusan kamu ?
Kalo aku mah ka sukanya cuma sama pelajaran kimia ka soalnya tuh kimia
pelajarannya simple ka jadinya ga banyak rumus buat nyelesain soalnya.
Lalu pelajaran apa yang kamu ga suka ?
Yang aku ga suka mah pelajaran matematika ka soalnya angka semuanya
tuh kaga ada kalimat-kalimatnya disitu.. lagian aku juga lemah ka sama yang
namnya itung itungan
Lah bukannya kimia ada itunganya juga ?
Ada sih ka tapi ga seribet matematika ka ngerjain soalnya. Lagian kan
kalo kimia kita bisa bebas berimajinasi untuk menyingkat kata kata istilahnya
buat dihafalkan. Nah kalo matematika mah kan mana bisa kita menghayal kaya
gitu ka
|
3.
|
Pernah bolos sekolah ga nih ?
Kalo bolos sekolah mah belom pernah dong. Lagian kalo bolos sekolah
tuh kan ga enak ka ga bisa maen sama temen-temen yang laen.
Tapi kalo bolos pelajaran gimana?
Hahaha.. kalo bolos pelajaran mah sering ka. Apalagi kalo pelajaran
agama akau pasti keluar buat jajan di kantin ya kalo engga muter-muter aja di
sekolah
Apa ga diabsen gurunya ?
Ya kan keluar kelasnya abis diabsen dan 20 menit setelah guru
ngejelasin ka. Ya pura-pura ke kamar mandi aja dan abis dari situ langsung
deh kita jajan kalo engga muter muter sekolah
|
4.
|
Sering ngumpulin tugas ga ?
Hahaha.. jangan ditanya dah ka.. tugas ga pernah ada yang dikerjain
abisnya gurunya kalo ngasih tugas tuh ga pernah mikir ya. Sekalinya ngasih
tugas kaya udah nyuruh bikin skripsi ka banyak banget. Mending kalo satu nah
ini hampir setiap guru ngasih tugas. Nah dari pada stress sendiri ya
mendingan ga usah dikerjain
Kan semuanya itu masuk nilai ?
Ya biarin aja ka, kan nanti ujung-ujungnya juga bisa remedial kalo ada
nilai yang kurang. Makanya saya ga takut kalo ga ngerjain tugas ka.
Apa ga takut dibenci guru ?
Yah udah resikolah ka kalo ga ngerjain tugas pasti di benci tapi yam
au digimanain lagi.
|
5.
|
Boleh tau apa pekerjaan orang tua kamu ?
Kalo ayah itu punya toko sembako ka di pasar. Sedangkan ibu dirumah
aja sambil jagain adik aku
Emang kamu punya adik berapa ?
Ada 2 lagi ka, yang satu udah kelas 5 sd dan yang satunya lagi masih
tk
|
6.
|
Sering keluar malem ?
Ya ga sering sering juga sih.. plingan juga kalo malem minggu kita
pasti nongkrong bareng di basecamp ya buat ngumpul ngumpul ajalah namanya
juga anak muda
Kamu ngerokok ?
Ya begitulah ka, sambil nikmatin masa muda aja ga usah mikir macem
macem ka. Nikmatin aja lah gitu
Orang tua tau kamu ngeroko ?
Ya engga sih ka tapi saya ngeroko yak karena ayah saya juga ngeroko
ka.
|
7.
|
Okke deh makasih ya de udah mau ngobrol sama kaka
Iyya ka gapapa ko lagian juga kan lagi free
Okke deh..
|
E.
Masalah
atau Kendala Dalam Observasi dan Wawancara
Selama
proses observasi dan wawancara, saya hanya mengalami sedikit kendala. Ketika
hendak akan mewawancarai gurunya, gurunya tidak memiliki waktu yang banyak
untuk mengobrol dengan saya mengenai keseharian anak belajar dikelas. Hal
itulah, saya hanya mewawancarai anaknya secara langsung dan teman di kelasnya.
v
Penelitian terhadap anak yang berprestasi
A.
Subjek Penelitian
a)
Biodata
Siswa
Berikut ini adalah biodata salah satu siswa yang
dikelasnya memiliki prestasi belajar disekolah.
Nama : Dave Zaputra
Kelas/Jurusan :
XI IPA
(Ilmu Pengetahuan Alam)
Sekolah :
MAN 14 Jakarta Timur
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Februari 1996
Alamat Rumah : Jln. Raya Bogor KM. 13 RT. 01 RW 012
Nama Orangtua
Ayah :
Sukman Hermawan
Ibu :
Evi Luthfiathy
Pendidikan Terakhir Orangtua
Ayah :
S1
Ibu :
S1
Pekerjaan
Ayah :
Karyawan Swasta
Ibu :
Karyawan Swasta
Agama :
Islam
Status :
Anak ke 1
dari 3
bersaudara
b)
Masalah Siswa
1.
Selalu mengerjakan tugas
2.
Sering juara hingga tingkat Provinsi
3.
Menjadi tutor fisika di kelas
B.
Desain
dan Prosedur
Penelitian
Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah
observasi dan wawancara.
1.
Observasi
Teknik
pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan langsung ke objek
penlitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Dalam
metode observasi ini, penulis melakukan pengamatan dan mencatat hal-hal penting
yang dijadikan bahan observasi. Tentunya dengan situasi dan kondisi yang sesuai
fakta tanpa adanya memanipulasi.
Keterangan
* 1. Mempersiapkan Surat Izin
2. Menyiapkan
Biodata Siswa
** 1. Meminta Izin Instansi Terkait
2.
Observasi Siswa dalam Kelas
3.
Wawancara Guru, Teman, dan Subjek
4. Analisis
Data
2. Waktu dan Tempat
Observasi ini dilakukan pada hari selasa dan rabu yang
bertepatan dengan tanggal 8 dan 9 mei 2014 dan dalam penelitian observasi ini
dilakukan di sekolahnya yaitu di MAN 14 Jakarta Timur.
C.
Laporan Observasi
Sikap subjek yang sedang belajar di dalam kelas sesuai dengan penelitian
langsung mengikuti proses belajar tersebut.
Kamis, 8 Mei 2014 pukul 09.00
– 14.00 WIB
Pada observasi
pertama ini saya mendapatkan kesempatan untuk melihat proses belajar yang
dilakukan dave di sekolah. Hari ini dia saya melihat dia duduk di bangku depan
dalam pelajaran fisika yang mana merupakan pelajaran fovoritnya. Dia sangat
antusias dalam mengerjakan soal yang gurunya berikan tak tak jarang pula dia
membantu memberikan solusi kepada temannya yang tidak mengerti dalam
mengerjakan soal tersebut sehingga dapat mempermudah guru dalam mengajar di
kelas.
Pada kesempatan
itu juga sang guru sangat sayang kepada dave karena dia baru saja mendapatkan
piala dengan predikat juara 1 dalam kompetisi OSN (olimpiade Sains Nasional)
yang diadakan setiap tahunnya. Memang dave selalu diajukan dalam olimpiade yang
berbau sains yang diadakan oleh instansi manapun sehinga tak jarang dia dapat
mempersembahkan piala kepada sekolah.
Setelah sholat
zhuhur dave tidak langsung pergi meninggalkan masjid akan tetapi dia membaca
Al-Quran dulu sebelumnya sehingga membuat dia memiliki nilai tambah yang sangat
positif di sekolah. Dan juga dia sangat ramah dan dekat dengan semua guru yang
ada di sekolah dan itu terlihat saat dia sedang berbincang-bincang dengan guru
saat berada di masjid.
Lanjut pelajaran
setelah shalat zhuhur ialah pelajaran biologi. Ya dia tetap duduk di kursi yang
paling depan dekat gurunya. Dan posisi di depan sangat baik dalam belajar
karena akan lebih focus kepada apa yang akan kita terima. Ketika guru
menjelaskan tentang materi evolusi dia sangat antusias dalam memerhatkannya dan
tak jarang pula saya melihatnya dia membuat catatan kecil dalam bukunya. Dan
betul saja ketika dia diminta menjelaskan kembali dia sudah mengerti dan
menjelaskan kepada teman-temannnya dengan terperinci dan jelas.
Jum’at, 9 Mei 2014 pukul 09.00 – 10.00 WIB
Pada observasi
yang kedua ini penulis melihatnya dalam pelajaran seni yang mana pada minggu
lalu diberikan tugas oleh sang guru untuk membuat lukisan bebas di kanvas. Pada
saat itu dia mengerjakan tugas tersebut dengan menggambar pantai dengan n uansa
yang sangat mempesona yang dapat dilihat dari paduan warna yang dicampurkannya
sehingga menimbulkan efek yang indah. Tak jarang dia mendapatkan pujian atas
hasil karyanya tersebut dan banyak pula yang iri dengan hasil yang dibuatnya.
Demikianlah beberapa gambaran
observasi yang penuis lakukan terhadap pelaku yang mana untuk mengetahui segala
pola tingkah laku yang yang dia lakukan selama proses belajar mengajar
disekolah selama 2 hari.
D.
Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian.
Inilah berikut wawancara saya dengan salah satu anak
yang memiliki prestasi belajar disekolah.
Keterangan : + Penyusun
-
Subjek
1. Wali Kelas
No
|
Isi Wawancara
|
1.
|
Assalamualaikum.. Bagaimana sikap dave saat disekolah ?
Alhamdulillah dia orangnya cakap ya, dia sering membantu temannya
dalam belajar sehingga dia menjadi solusi bagi teman – temannya yang tidak
memahami materi dalam pelajaran. Itu yang saya harapkan agar ilmu yang dia
peroleh dapat dia bagi dengan teman-temannya
|
2.
|
Lalu apa saja yang sudah lakukan demi mengembangkan bakatnya ?
Saya sebagai guru hanya dapat memberi nya support kepada dia apalagi
dia sering mendapatkan juara baik dari tingkat kecamatan hingga provinsi dan
aya menekankan kepada dia agar tidak sombong dan selalu berendah diri. Lalu
juga saya sering memberikannya bantuan berupa informasi yang dia butuhkan
dalam mempersiapkan lomba jika ada.
|
3.
|
Lalu bagaimana sikap dia dengan semua guru pak ?
Sikap dia dengan semua guru, teman, dan karyawan disini pun cukup baik
ya memang karena dia orangnya ramah makanya semua orang pasti senang jika
dekat dengan dia. Dan kalo untuk gurunya sendiri saya rasa semua guru merasa
terbantu dengan hadirnya dia karena dia selalu membantu guru apapun dalam
belajar di kelas sehingga menimbulkan respect yang sangat tinggi dari guru
terhadapnya.
|
4.
|
Apakah dia meiliki pelajaran kesukaan ?
Kalo masalah itu saya rasa dia sangat hobi dengan pelajaran fisika ya
karena selain dia sering juara di bidang itu dia juga sering membuat rumus
sederhana yang mana rumus itu dia buat sendiri sehingga mempermudah dia dalam
mengerjakan soal.
Apa dia meiliki kesulitan dalam belajar ?
Kalo kesulitan kurang lebih tidak ada karena semuanya kan dalam tahap
proses pembelajaran. Jika ada yang kurang kan pasti lah dia akan
mempelajarinya. Saya yakin dengan dia karena dia sudah meimiliki pola piker
yang maju dibandingkan dengan teman sebayanya
|
5.
|
Apakah bapak tahu sikap dia dengan orang tuanya ?
Saya rasa baik baik saja yah tidak ada masalah. Ketika mengambil
raport semester lalu dia yang sebagai juara kelas orang tuanya sangat senang
dan tidak ada raut wajah yang negative.
|
6.
|
Oke baik terimakasih pa katas waktunya. Mohon maaf jikalau saya
mengganggu waktu bapak. wassalamualaikum
Iya sama sama saya juga senang bisa membantu kamu.. waalaikumsalam
|
2. Teman – Teman
No.
|
Isi Wawancara
|
1.
|
Bagaimanakah sikap dave jiaka berada di kelas ?
Dia orangnya baik banget ka. Selain sering bantuin kita belajar juga
dia kalo milih temen itu ga milih milih ka.
Kalo masalah belajar ada yang nyaingin dia ?
Ada ka, namanya izzatul banat ka. Dia itu saingannya dave dari kelas
satu cuma bedanya banat itu ikut olimpiade matematika nah kalo si dave itu
kan fisika
|
2.
|
Dia punya temen deket ga?
Ada sih ka. Ya kalo dibilang sih temen belajarnya ka namanya risky ka.
Mereka itu sering menghabiskan waktunya di perpustakaan ka jika lagi
istirahat
|
3.
|
Dave ikut organisasi ?
Iyya ka dia ikut osis ka dan tahun ini dia berada di posisi wakil
ketua osis ka. Udah pinter, sering menang lomba, wakil ketua osis lagi ka.
Memang siapa ketua osisnya ?
Ketua osisnya itu namanya rifqi ka dia dari kelas ipa juga ka. Cuma si
rifqi itu sering keluar sekolah untuk ngurusin kerja sama antara osis sekolah
dengan osis sekolah lainnya ka
|
4.
|
Untuk masalah absensi dave bagaimana?
Absensi dia masuk terus ka cuma dia pernah ga masuk seminggu karena
sakit tifus ka dan kita pernah kerumahnya untuk menjenguknya ka
|
5.
|
Gaya belajar dia bagaimana?
Kalo ga salah dia itu audio visual deh ka soalnya setela dia
memerhatikan guru dia juga sering ngulang-ngu;ang materi yang abis dipelajari
ka diwaktu senggang. Pokoknya mah kalo kita ga ngerti ya Tanya aja ke dia
pasti deh dia tau
|
6.
|
Dia dari kalangan orang berada ?
Engga juga sih ka. Biasa aja gitu dengan kita ga beda-beda jauh cuma
dia punya kemauan yang lebih dari kita. Kadang itu yang bikin kita kalah dari
dia
|
7.
|
Okke cukup deh untuk nany-nanya nya ke kalian. Makasih ya semuanya.
Iyah ka sama-sama ko ka
|
3. Subjek
No
|
Isi Wawancara
|
1.
|
Hay salam kenal. Saya mau sedikit ngonrol nih sama kamu ada waktu
sebentar untuk ngobrol ?
Salam kenal juga ka. Ada ko kan lagi istirahat makanya bebas-bebas aja
Okke kamu jawab dengan jujur oke setiap pertanyaan dari kaka yah
Siip deh ka
|
2.
|
Suka pelajaran apa di sekolah ? kenapa?
Fisika dong ka. Ya ga tau kenapa gitu dari dulu suka sama fisika ya
mungkin dulu pas kelas satu yang ngajarnya enak ka makanya aku langsung suka
deh sama fisika sampe sekarang
Ada hambatan dalam belajar fisika ?
Ya kalo hambatan sih ada ka tapi kalo ada materi yang saya ga paham
saya langsung cari sendiri ya kalo engga nanya aja langsung sama gurunya ka.
|
3.
|
Sering juara yah ? sampe tingkat apa ?
Ya Alhamdulillah deh ya gitu. Kemarin sih baru sampai tingkat provinsi
ka dan ini lagi persiapan buatseleksi nasional ka. Susah banget ka soalnya
yang dikasih. Kan kaka juga pernah kan ikut olimpiade nah beginilah susahnya.
Tapi tenang aja ko ka sayanya masih semangat
|
4.
|
Kamu bimbel juga ?
Iyah ka aku juga ikut bimbel ka tapi privat gitu ka buat ngebantu aku
suapay ga keteteran ka buat pelajaran lainnya apalagi kan aku sering lomba
makanya itu kan takut pelajaran yang lain lupa makanya aku privat ka
|
5.
|
Orang tua kamu ngedukung bakat kamu ?
Kalo orang tua saya emang selalu memprioritaskan dalam masalah
pendidikan ka makanya aku semangat banget kalo belajar ka soalnya itu emang
udah kebijakan ayah dalam masalah pendidikan ka
|
6.
|
Emang orang tua kamu kerja dimana?
Kalo ayah sih kan kepala sekolah dan mamah juga jadi guru ka tapi
disekolah yang berbeda.
Berarti kamu orang yang berada dong ?
Ya engga juga lah ka. Kan kita ga pernah ngebahas masalah harta tapi
kan manfaatnya buat orang lain
|
7.
|
Cara belajar kamu gimana?
Ya sama aja kali ka dengan yang lain setiap malem belajar tapi saya
klo belajar itu selalu bikin catetan kecil ka di setiap pelajaran jadi kaya
ngeringkas gitu lho ka. Makanya kadang aku langsung paham dengan apa yang aku
pelajarin
|
8.
|
Okke deh makasih ya de udah mau ngobrol sama kaka.
Iya ka sama-sama
|
E.
Maslah atau Kendala saat
Observasi dan wawancara
Selama
proses observasi dan wawancara, saya hanya mengalami sedikit kendala. Ketika
hendak akan mewawancarai sang
anak kurangnya waktu untuk mengobrol dengan saya mengenai keseharian belajar dikelas. Hal itulah, saya
hanya mewawancarai anaknya secara langsung dan teman di kelasnya.
BAB IV
ANALISIS DATA
Realitasnya semua anak
pasti memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda, begipula dengan
masalah atau kesulitan dalam proses belajar maupun hasil dari belajar. Semua
itu dikarenakan adanya faktor-faktor yang menyebabkan anak mengalami masalah
dalam belajarnya.
Dari hasil observasi dan wawancara yang
saya lakukan kepada anak yang memiliki masalah dalam belajarnya, saya dapat
menguraikan beberapa masalah dan dapat saya analisis dengan menggunakan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam proses belajar sehingga dapat
menurunkan prestasi belajar di sekolah, yaitu:
1.
Faktor
Internal Siswa
a.
Aspek
Fisiologis
Aulia mempuyai masalah yang biasanya terjadi pada anak-anak
lainnya, yaitu suka tertidur di kelas ketika pelajaran berlangsung. Ini terjadi
karena Aulia kurang waktu tidur di malam hari. Ketahuilah, Aulia suka melakukan hobby-nya,
yaitu bermain futsal bersama teman-temannya dari sore atau kadang-kadang sampai
larut malam. Hal inilah yang membuat Aulia tidak bersemangat
dan mengabaikan pelajaran yang diterangkan oleh gurunya.
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intesistas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan
kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang
atau tidak berbekas.
Dalam hal ini Aulia seharusnya mengetahui waktu yang tepat dan terjadwal
untuk bermain futsal, walaupun itu baik untuk tubuh dan organ lainnya. Namun, Aulia juga harus menjaga pola makan dan minum serta
beristirahat dengan cukup agar bersemangat terhadap prestasi belajarnya di
sekolah.
b.
Aspek
Psikologis
1)
Motivasi
Selain tertidur dikelas, Aulia ketika tidak mood
untuk belajar maka Aulia akan bermalas-malasan
dalam belajar di sekolah. Seperti tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh
gurunya, tidak memperhatikan gurunya, malu bertanya kepada guru, dan malas
untuk menulis walaupun Aulia hanya membawa 1 atau 2 buah buku saja beserta alat
tulisnya. Aulia akan menyibukkan dirinya
sendiri dengan bercanda, me-ngobrol,
bermain dengan handphone-nya, mengganggu
temannya dan mendengarkan music dan bahkan sampai dengan keluar kelas dan jajan di
kantin jika dia sudah tidak suka dengan pelajaran itu.
Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam
kegiatan belajar siswa. Menurut Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi
merupakan suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri
seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu.
Konteks motivasi yang sesuai disini adalah motivasi
berprestasi. Dengan demikian, motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis
dan psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat dalam diri siswa
yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
tertentu (berprestasi setinggi mungkin).
Dapat disimpulkan, Aulia membutuhkan motivasi selain dari dalam dirinya, yaitu
orangtua dan guru. Ketika disekolah seharusnya guru mengidentifikasi siswanya
bagaimana keseharian belajar siswanya agar bersemangat dalam mengikuti
pelajaran disekolah sehingga hasil dari proses belajar itu dapat secara
maksimal. Begitupun orangtuanya ketika dirumah agar prestasi belajarnya tidak
menurun.
2)
Minat
Minat seorang siswa disetiap mata pelajaran pun berbeda-beda,
sama halnya dengan Aulia. Disini Aulia sangat menyukai mata pelajaran kimia daripada mata pelajaran matematika. Aulia menilai bahwa mata pelajaran matematika sangatlah
menyulitkannya sehingga dia merasa pusing
dengan banyaknya rumus dalam mata pelajaran matematika dan berupa
hitung-hitungan. Namun aulia lebih menyukai mata
pelajaran kimia karena menurutnya pelajaran kimia
itu sedikit rumus dan dapat berimajinasi dengan membuat suatu kalimat yang mana
dapat langsung mengingat materi tersebut.
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
besar minatnya.
Jadi, minat Aulia
lebih dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa Aulia lebih
menyukai mata pelajaran kimia dari pada matematika. Namun peran guru dan
orangtua pun sangat penting dalam hal ini. Selain minat dalam mempelajari
pelajaran kimia dikembangkankan,
matematikanya pun perlu banyak berlatih agar Aulia tidak menilai sulit terhadap matematika dan prestasi
belajarnya Aulia tidak menurun.
2.
Faktor
Eksternal Siswa
a.
Lingkungan
Sosial
1)
Sekolah
Aulia bermasalah dalam mata pelajaran matematika karena
cara gurunya mengajar yang tidak Aulia senangi,
akibatnya Aulia tidak menyukai mata
pelajaran matematika. Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang
paling penting pula. Bagaimana kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan
yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu
kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat
dicapai anak.
Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku
yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya
dalam hal belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar
siswa.
Guru pun sangat dianjurkan mengidentifikasi masalah
siswanya dalam belajar. Hal ini perlu diterapkan dalam kegiatan belajar siswa
agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal dan tidak adanya penurunan
prestasi dalam belajar siswa.
2)
Teman
Selain hobby
bermain futsal bersama teman, seharusnya Aulia mempunyai teman belajar. Karena teman belajar juga
berpengaruh terhadap proses belajar. Dari teman belajar itu akan ada kegiatan,
seperti berdiskusi, saling bertukar pikiran, memecahkan masalah-masalah, atau
dapat meminjam alat-alat belajar tertentu yang belum dimilikinya sementara.
Dari teman belajar ini ada banyak manfaatnya, selain
banyak teman dalam belajar, belajar tidak merasa bosan dan dapat memperat tali
persahabatan.
3)
Keluarga
Banyak yang mempengaruhi kegiatan belajar yaitu
orangtua dan keluarganya. Aulia disini sebagai
anak pertama dan memiliki 2 adik. Orangtuanya hanya mengandalkan pendapatan
dari ayahnya yang hanya memiliki warung sembko di pasar. Dan kadang Aulia diminta
untuk membantu ayahnya untuk menjaga warung di pasar.
Waktu belajarnya pun semakin sedikit karena Aulia harus menggantikan ayahnya, belum lagi Aulia mengerjakan tugas
rumah lainnya. Aulia juga sebagai kakak dari
ke 2 adiknya, Aulia harus bisa membagi
waktunya belajar dengan bermain bersama ke 2 adiknya.
Ketika Aulia sedang belajar di
malam hari, adiknya meminta untuk menemani adiknya bermain dan akhirnya Aulia meninggalkan belajarnya untuk adiknya sendiri.
b.
Lingkungan
Non-Sosial
Ketika Aulia di sekolah sedang
belajar, kadang Aulia berpindah-pindah tempat
duduk. Cuaca pada siang hari yang membuat belajar menjadi kurang kondusif.
Faktor-faktor ini dapat juga menetukan tingkat keberhasilan siswa.
Alat-alat belajar
juga sebagai salah satu penunjang dalam menetukan tingkat keberhasilan siswa
dalam belajar, seperti buku paket, LKS (Lembar Kerja Siswa), buku tulis,
alat-alat tulis lainnya. Fasilitas penunjang dalam belajar seperti
laboratorium, perpustakaan dan lainnya, karena tanpa itu semua akan menghambat
proses belajar di sekolah.
Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa di sekolah,
perlu beberapa cara yang dapat dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut:
1.
Mengulang
a. Menggaris
bawahi kata-kata atau kalimat-kalimat yang penting setelah dibaca dan dipelajari
sebelumnya.
b. Membuat
catatan kecil atau catatan pinggir.
2.
Strategi
Organisasi
Proses mengidentifikasi kata-kata kunci atau yang
bersifat inti.
a.
Outline (membuat kerangka secara garis besar)
b.
Mapping (peta konsep)
c.
Nemonics (singkatan)
d.
Chunking (memotong)
e.
Akronim
(singkatan)
3.
Strategi
Elaborasi
Proses menambah atau menggabungkan rincian sehingga
informasi yang didapatkan lebih bermakna.
a.
Analogi,
membandingkan suatu kesamaan atau ide-ide.
b.
PQ4R
(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review).
4.
Strategi
Metakognitif
Suatu proses memikirkan apa yang sudah dipikirkan
sebelumnya.
Dengan
menerapkan beberapa cara diatas dan adanya peran penting dari orang tua serta
guru, guna akan meningkatkan hasil yang maksimal dalam prestasi belajar siswa.
Dari hasil observasi dan wawancara yang
saya lakukan kepada anak yang memiliki prestasi dalam belajarnya, saya
dapat menguraikan beberapa masalah
dan dapat saya analisis dengan menggunakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
siswa dalam proses belajar sehingga dapat memberikan prestasi belajar di
sekolah, yaitu:
- Faktor Internal Siswa
a.
Aspek Fisiologis
Dave
memiliki masalah yang sama dengan kebanyakan orang yaitu kurangnya waktu untuk
berolah raga dikarenakan terlalu seringnya dan fokusnya terhadap palajaran yang
ada disekolahnya dan persiapan yang dia butuhkan saat akan lomba. Ini akan
berdampak buruk jikaterus berlanjut karena akan membuat jasmani nya menjadi
tidak bugar.
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intesistas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan
kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang
atau tidak berbekas.
Dalam hal ini harusnya Dave memiliki waktu yang luang untuk
berolah raga untuk kebugaran jasmaninya dan fungsi organ lainnya. Namun, Dave juga harus
menjaga pola makan dan minum serta beristirahat dengan cukup agar bersemangat
terhadap mempertahankan prestasi belajarnya
di sekolah.
b.
Aspek Psikologis
1)
Motivasi
Motivasi
sangat penting sekali dalam terciptanya prestasi baik di kelas maupun diluar
kelas. Seperti halnya sudah kita ketahui sendiri bahwa Dave sudah memiliki
motivasi yang berasal dari dalam dirinya sehingga dia tidak perlu dengan susah
payah mencari sumber motivasi dari luar.
Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam
kegiatan belajar siswa. Menurut Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi
merupakan suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri
seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu.
Jadi dapat disimpulan bahwasannya aDave telah memiliki
motivasi yang berasal dari dirinya sehingga terciptanya pola piker yang logis
dalam menentuan masa depannya.
2)
Minat
Minat
setiap orang pastinya akan berbeda-beda dan begitupun dengan Dave yang lebih
menyukai pelajaran Fisika dibandingkan dengan pelajaran bahasa arab yang mana
dengan mempelajari fisika akan sangatlah menyenangkan dibandingkan dengan
mempelajari bahasa arab yang mana bahasa arab sangatlah susah dan kita harus
tahu dahulu qoidah-qoidah dalam bahasa arab.
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Jadi minat Dave dapat diekspresikan melalui ucapannya itu
yang mana lebih senang dengan mata pelajaran fisika dibandingkan dengan mata
pelajaran bahasa arab. Akan tetapi peranan orang tua dan guru sangatlah penting
disini yaitu dengan menekankan pemahaman pelajaran bahasa arab agar Dave dapat
berkembang bukan hanya di dunia barat akan tetapi di dunia bagian timur juga.
Karena bahasa sangatlah penting untuk mencapai kesuksesan dimasa depan.
- Faktor Eksternal Siswa
a.
Lingkungan Sosial
1)
Sekolah
Dave
memiliki masalah dengan mata pelajaran bahasa arab yang mana pelajaran bahasa
arab sangatlah rumit sehingga menyulitkan bagi Dave dan kawan-kawan. Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang
paling penting pula. Bagaimana kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan
yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu
kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat
dicapai anak.
Para
guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang
baik dan rajin khususnya dalam hal belajar,
dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.
Guru
pun sangat dianjurkan mengidentifikasi masalah siswanya dalam belajar. Hal ini perlu diterapkan dalam kegiatan belajar siswa
agar mendapatkan
hasil belajar yang maksimal dan
tidak adanya penurunan prestasi dalam belajar siswa.
2)
Teman
Teman
yang berada di sekeliling Dave juga sangat membantu dalam perkembangan serta kepribadian diri
Dave karena teman-temannya sangat baik dan
peduli dengan Dave sehingga Dave juga menjadi baik terhadap mereka. Dave juga memiliki kelompok belajar yang
beranggotakan teman-temannya yang
berasal dari kelasnya maupun dari luar kelasnya. Disini Dave menjadi tutor yang mana mengajari mereka tentang
pelajaran eksakta terlebih pelajaran fisika.
Karena teman belajar juga berpengaruh
terhadap proses belajar. Dari teman belajar itu akan ada kegiatan, seperti
berdiskusi, saling bertukar pikiran, memecahkan masalah-masalah, atau dapat meminjam
alat-alat belajar.
Dari teman belajar
ini ada banyak manfaatnya, selain banyak teman dalam belajar,
belajar tidak merasa bosan dan dapat memperat tali persahabatan.
3)
Keluarga
Banyak
sekali faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu salah
satunya orang tua dan keluarga. Orang tua dan keluarga Dave sangat mendukung
serta memotivasi Dave agar terus berkembang dalam bidang akademik dikarenakan
menurut pandangan keluarganya bahwa pendidikan adalah investasi yang sangat
menjanjikan.
Semua
ini dilakukan orang tuanya demi mewujudkan semua mimpi Dave yang mana ingin
menjadi seorang Doker yang mana terbukti dengan difasilitasinya Dave dengan
segala perlengkapan akademik baik berupa peralatan sekolah yang mendukung
hingga menyediakan guru yang khusus demi ambisi keluarganya yang mendukungnya
mewujudkan impiannya.
b.
Lingkungan Non-Sosial
Fakor cuaca
juga dapat mempengaruhi hasil belajar. Cuaca
pada siang hari yang membuat belajar menjadi kurang kondusif. Akan tetapi dave memiliki solusi
lain dalam mengatasinya tersebut yaitu dengan berwudhu di siang hari jikalau
suasana di dalam kelas sangat lah panas
Alat-alat belajar
juga sebagai salah satu penunjang dalam menetukan tingkat keberhasilan siswa
dalam belajar, seperti buku paket, LKS (Lembar Kerja Siswa), buku tulis,
alat-alat tulis lainnya. Fasilitas penunjang dalam belajar seperti
laboratorium, perpustakaan dan lainnya, karena tanpa itu semua akan menghambat
proses belajar di sekolah.
Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa di sekolah,
perlu beberapa cara yang dapat dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut:
5.
Mengulang
c.
Menggaris
bawahi kata-kata atau kalimat-kalimat yang penting setelah dibaca dan
dipelajari sebelumnya.
d.
Membuat
catatan kecil atau catatan pinggir.
6.
Strategi
Organisasi
Proses mengidentifikasi kata-kata kunci atau yang
bersifat inti.
f.
Outline (membuat kerangka secara garis besar)
g.
Mapping (peta konsep)
h.
Nemonics (singkatan)
i.
Chunking (memotong)
j.
Akronim
(singkatan)
7.
Strategi
Elaborasi
Proses menambah atau menggabungkan rincian sehingga
informasi yang didapatkan lebih bermakna.
c.
Analogi,
membandingkan suatu kesamaan atau ide-ide.
d.
PQ4R
(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review).
8.
Strategi
Metakognitif
Suatu proses memikirkan apa yang sudah dipikirkan
sebelumnya.
Dengan
menerapkan beberapa cara diatas dan adanya peran penting dari orang tua serta
guru, guna akan meningkatkan hasil yang maksimal dalam prestasi belajar siswa.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Telah dikatakan bahwa
belajar adalah suatu proses dari perkembangan hidup manusia dan melakukan
perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga dapat mengarah kearah tingkah laku
yang lebih baik. Namun ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan anak
memiliki masalah atau kesulitan dalam mencapai prestasi belajar serta tingkah
lakunya, seperti faktor internal dan eksternal siswa. Untuk itu peran orang tua
dan guru sangatlah penting dan berpengaruh dalam proses dan hasil belajar
siswa.
Pendidikan adalah investasi yang menjanjikan bagi keberlangsungan hidup
manusia di masa yang akan datang karena denga pendidikn kita mampu menguasai
dunia dan dengan pendidikan pula kesejahtraan akan menghampiri kita karena kita
telah melaksanakan tugas dan kewajiban kita hidup di dunia ini yaitu dengan
mengamalkan ayat Al-Quran.
B.
Saran
Dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa diperlukan cara atau strategi untuk mengoptimalkannya,
diantaranya dengan menggunakan strategi mengulang, organisasi, elaborasi dan
metakognitif, serta meneliti kekurangan-kekurangan, hambatan-hambatan apa yang
merintangi belajar dan berusaha bagaimana cara belajar-mengajar yang baik bagi
dirinya sendiri maupun bagi anak-anak didik kita.
DAFTAR PUSTAKA
Bachri Thalib, Syamsul. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis
Empiris Aplikatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Djaali.
2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Faturrahman,
dkk. 2012. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
John,
Santrock. 2007. Perkembangan Anak.
Jakarta: Erlangga.
Muhibbin, Syah. 2011. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Slameto.
1991. Belajar dan Faktor-Faktornya Yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja
Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanto,
M. Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahib,
Abdul dan Mustaqim. 2003. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sumber
Lain:
(Pdf) Penelitian dan Metode, Elib Unikom,
diakses pada 14 Juni 2014
(Pdf) Prestasi Belajar, File Universitas
Sumatera Utara, diakses pada 12 Juni 2014